Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Sejarawan - Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Ayo Nulis untuk Abadikan Kisah, Berbagi Inspirasi dan Menembus Batas

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Meneroka Malang dari Kopi Lonceng

16 September 2023   08:20 Diperbarui: 16 September 2023   08:33 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri Foto Eko Irawan di kopi lonceng kayutangan

Meneroka Malang dari Kopi Lonceng
Ditulis oleh : eko irawan

Rencana besar selalu diawali dari langkah kecil. Sinergi dan berjejaring diawali dengan ngopi bareng sambil diskusi. Dan sore itu 15 September 2023, Kopi Lonceng Kayutangan kota Malang akan jadi saksi bisu sebuah rencana besar sumbangsih untuk kota Malang tercinta. Curhat dan diskusi ngalor ngidul dalam suasana Santai memang mampu melahirkan ide ide segar dan brilian. 

Dokpri Selfie Foto Sam Agung H Buana, Sam Ampry Bayu Saputra dan Eko Irawan di Kopi Lonceng Kayutangan
Dokpri Selfie Foto Sam Agung H Buana, Sam Ampry Bayu Saputra dan Eko Irawan di Kopi Lonceng Kayutangan

Dengan bismillah, mari lonceng ditabuh sebagai langkah awal menuju langkah besar yang bermanfaat. Selamat mengeksplore malang dengan cara masing masing. Sendiri pasti berat, tapi bersama sama pasti akan ringan. 

Apa Arti Lonceng dan Ngopi

Secara umum Dahulu kata lonceng digunakan untuk mengabarkan suatu berita kepada masyarakat dan sebagai penanda waktu. Lonceng atau genta digunakan di berbagai agama di dunia sebagai penanda waktu ibadah atau sebagai bagian dari perangkat ritual.
Kata Lonceng, menurut Wikipedia adalah Genta atau Bel adalah suatu peralatan sederhana yang digunakan untuk menciptakan bunyi. Bentuknya biasanya adalah sebuah Anabelle Kai, tabung dengan salah satu sisi yang terbuka dan bergema saat dipukul. Alat untuk memukul dapat berupa pemukul panjang yang digantung di dalam lonceng tersebut atau pemukul yang terpisah. Menurut KBBI, lonceng memiliki dua pengertian, pertama lonceng adalah semacam bel yang dibunyikan untuk menentukan waktu atau memberitahukan sesuatu kejadian, sedangkan pengertian yang kedua, lonceng adalah jam besar atau arloji. Lonceng-lonceng besar pada umumnya terbuat dari logam namun lonceng-lonceng kecil dapat pula terbuat dari keramik atau porselen.
Jadi benda yang kita lihat begitu banyak bertebaran di Kopi lonceng ini adalah berbagai bentuk model jam dinding.

Dokpri Foto Eko Irawan di kopi lonceng kayutangan
Dokpri Foto Eko Irawan di kopi lonceng kayutangan

Gambar lonceng di icon medsos berfungsi sebagai notifikasi atau pemberitahuan kepada pemilik akun jika ada tanggapan, baik dari admin atau teman teman medsos. Tanda lonceng jadi pengingat yang kita baca ada notifikasi di medsos kita. Keberadaan kopi lonceng di kayutangan jadi semacam trend baru budaya kongkow yang digemari diarea yang dikembangkan sebagai lokasi yang nyaman untuk diskusi dan bersosialisasi.

Malang Kota Etalase Kopi rasanya jadi lekat dan meluas diseluruh area kota malang. Dari warung kopi Sasetan hingga cafe, kopi sudah jadi sajian wajib. Bahkan ada yang dagang kopi dengan sepeda, motor dan mobil. Tempat yang tidak biasa juga dijadikan acara ngopi seperti dipinggir sawah. Budaya ngopi telah menumbuhkan UMKM dan memberi ruang usaha pada warga malang. Kehadiran satu juta orang mahasiswa baru di tahun 2023 turut menyemarakan trend ngopi di kota Malang.

Ngopi banyak yang mengartikan ngolah pikir. Ngopi yang dahulunya sendiri, sekarang dilakukan bersama teman kolega dan keluarga terdekat. 

Dokpri Foto Eko Irawan sajian kopi di kopi lonceng
Dokpri Foto Eko Irawan sajian kopi di kopi lonceng

Ngopi jadi kebiasaan dari para muda hingga komunitas ibu ibu. Keberadaan kopi lonceng telah memberi ruang hingga tumbuh lokasi lokasi baru yang menawarkan konsep ngopi di sekitar Kayutangan. 

Meneroka Malang dari Kopi Lonceng

Pertemuan ini sebenarnya forum silaturahmi yang mencoba meletakan siapa kita sehari hari menjadi diskusi yang setara dan cair. 

Dokpri diskusi Sam Agus Achmad Saikhu, Ebes Budi Fathony dan Eko Irawan di kopi lonceng Kayutangan
Dokpri diskusi Sam Agus Achmad Saikhu, Ebes Budi Fathony dan Eko Irawan di kopi lonceng Kayutangan

Meneroka menurut KBBI adalah membuka daerah atau tanah baru (untuk sawah, ladang, dsb); merintis; menjelajahi
contoh: 'para transmigran meneroka hutan belantara untuk dijadikan kampung'
Kata Meneroka adalah padanan untuk kata mengeksplore.

Konsep diskusi meneroka dengan meletakan siapa kita sehari hari akan jadi diskusi menarik, seimbang dan cair. Hal ini mampu menarik Keluar diri kita dari circle frame seseorang dari jabatan, kedudukan, posisi dan siapa sehari hari. Kita tak akan mampu diskusi cair jika kita dan lawan diskusi kita merasa aku adalah seseorang yang senior dan harus aku yang paling benar dan wajib dituruti.

Diskusi demikian tidak akan melahirkan ide apapun kecuali perintah. Usulan pemikiran dan saran harus di bicarakan dalam suasana cair, jika itu perintah maka hanya ada rasa terpaksa dan takut yang tidak perlu yang membunuh kreatifitas. Orang orang yang membawa tradisi, 'harus aku yang paling benar, yang melebihi aku harus dibabat, karena aku yang paling hebat dan orang lain harus hormat dan tunduk kepadaku' adalah sosok orang yang sekarang banyak ditinggalkan teman temannya sendiri.

Orang orang semacam itu tidak bisa diajak kerjasama karena hanya dia sendiri yang ingin tumbuh, diakui dan kerja sama dengan orang seperti ini sangat kaku, protokoler dan dilabeli unggah ungguh kayak kita ketemu raja entah sekarang dari planet mana. Jaman tumbuh bersama dan setara untuk diskusi cari solusi kok diminta sendiko dawuh kepada para orang yang melabeli diri super, jelas akan kongslet.

Selamat Ngopi, diskusi dan bangunlah sinergi setara yang saling menghargai. Kita semua butuh ruang eksplore diri yang menghasilkan karya yang diakui, dihargai dan diberi ruang untuk mengembangkan diri agar lebih baik dan berkualitas.

Kopi lonceng Kayutangan, 15 September 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun