Menggagas Lodji Temenggungan
Destinasi Tematik Kelurahan Sukoharjo Kota Malang
Ditulis oleh : eko irawan
(Pegiat Sejarah Museum Reenactor Ngalam)
Membangun kampung tematik untuk tujuan mengangkat potensi lokal kampung agar mampu memberikan kontribusi pada kesejahteraan warga setempat merupakan upaya kreatif yang harus didukung oleh semua pihak. Setiap Kampung punya potensi bahkan asset yang bisa diangkat jadi kampung tematik. Â Potensi itu berupa budaya, tradisi, sejarah, guyub rukun, gotong royong, bentang alam, sejarah, bangunan heritage hingga komunitas yang tumbuh di kampung dan masyarakat sekitarnya. Upaya membangun kampung Tematik ini harus ada pihak selaku penggagas, team kerja selaku pelaku dan motor penggerak, konsistensi dan bergaining power nyata yang menumbuhkan sinergi berkelanjutan. Menggagas gampang, tapi setelah terwujud, siapa yang akan menjaga dengan konsisten dengan penuh tanggung jawab. Penguatan kelembagaan dan kapasitas SDM harus diperhatikan. Keberlanjutan bisa terwujud jika ada perhatian dan sinergi dengan berbagai pihak. Tantangan tentu ada di setiap lini dan itu harus mampu diatasi melalui komunikasi efektif semua elemen di dalamnya. Hal hal tersebut diatas adalah sedikit saran agar sebuah gagasan tidak hanya jadi konsep diatas kertas tapi juga mampu tumbuh, berkelanjutan hingga memberi kontribusi pada upaya meningkatkan kesejahteraan warga sendiri.
Adalah warga Kelurahan Sukoharjo kecamatan Klojen Kota Malang, tengah berupaya berbenah mengembangkan sebuah kawasan yang secara sejarah dan bangunan heritagenya punya nilai spesial. Menggagas Loji Temenggungan adalah sebuah ide menarik untuk digarap menjadi destinasi wisata.
Berlokasi di Jalan Aris Munandar kota malang, dari segi akses lokasi, tempat tersebut sering kali dilewati wisatawan yang berkunjung ke Kampung tridi, kampung Warna warni dan kampung biru. Andai terwujud Loji Penanggungan maka akan ada pilihan destinasi wisata baru yang spesifik dan memiliki daya tarik khusus. Mari kita telusuri apa saja yang menarik disekitar Temenggungan, khususnya di Jalan yang dahulu disebut Jalan Klodjen Kidul tersebut.
Wisata Titik Nol Kota Malang
Titik Nol kota Malang hingga hari ini belum digarap sebagai destinasi wisata yang punya daya pikat tersendiri. Di kota lain, monumen titik nol ini sudah dijadikan semacam monumen yang mampu menarik wisatawan untuk berfoto dilokasi dimaksud. Monumen titik nol jadi jujugan Foto para wisatawan yang hadir, sebagai bukti telah sampai di kota tujuan. Uniknya di kota Malang ada dua lokasi titik nol km. Pertama ada di alun alun kotak bagian Utara, tepatnya di bawah jembatan penyeberangan di depan kantor Bank Indonesia dan titik nol ke dua ada disebelah selatan jembatan brantas. Secara administratif lokasi ini ikut kelurahan Kidul Dalem yang telah lebih dahulu menggagas kampung biru. Mirisnya, titik nol ke dua ini disebelahnya adalah tempat penampungan sampah sementara. Andai gagasan Loji Penanggungan terwujud, maka titik nol ini bisa jadi daya tarik wisatawan untuk melanjutkan wisata jalan kaki ke area Loji penanggungan. Lokasinya ada diujung sebelah timur jalan. Bisa dianggap jalan masuk untuk wisatawan yang jalan kaki dan jadi tugu selamat jalan bagi wisatawan yang usai berkunjung dari Loji Temenggungan tapi menggunakan motor atau mobil. Kebetulan jalan ini satu arah, yaitu dari barat ke timur.Â
Gedung PLN
Masih ikut wilayah kelurahan Kidul Dalem, dari titik nol jembatan brantas ke barat dapat kita jumpai gedung Electrische Centrale van de Algemeene Nederlandsch-Indische Electriciteit Maatschappij te Malang, yang ternyata sudah berdiri sejak 1919. Karena mengikuti filosofi kampung biru maka gedung ini ikut dicat biru. Berikut penampakannya
Para tour guide Loji Temenggungan harus mampu menjelaskan apa fungsi dari gedung tersebut. Gedung ini belum banyak dirubah dan masih menampakan bentuk arsitektur aslinya.Â