Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Sejarawan - Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Ayo Nulis untuk Abadikan Kisah, Berbagi Inspirasi dan Menembus Batas

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Tips Membangun Porto Folio Diri

14 Agustus 2023   15:30 Diperbarui: 14 Agustus 2023   15:44 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lawan Rasa Malas, awali Sejak dini

Jangan bilang tidak bisa, belum saatnya, nunggu lulus dan sejuta alasan bodoh yang intinya malas memulai sejak dini. Jangan ngikuti teman sebaya yang malas, karena masa depan itu milikmu sendiri. Jangan pakai alasan masih kecil kok berjuang dan kerja keras. Sekolah atau kuliah adalah proses belajar. Dalam proses belajar ini harus ada upaya meningkatkan kapasitas pribadi. Lulus hanya urusan selembar ijazah, tapi yang terpenting sebelum lulus ini kamu bisa apa? Tunjukan sederet porto polio yang memikat hingga semua pihak berlomba merekrutmu, mengajakmu kerja sama bahkan memberi kamu modal.

Belajar itu nanti tidak hanya sampai lulus, faktanya belajar itu berlaku seumur hidup. Coba buktikan, malaslah melakukan apapun selagi muda. Beli kebutuhan sendiri ke warung sebelah saja malas. Apapun malas. Dan jangan menyesal jika tua nanti tidak bisa apa apa. Pisau tidak diasah, akan berkarat dan saat digunakan patah.

Temukan, asah dan konsisten

Tak ada yang gratis di dunia ini, semua butuh proses berjuang, menunggu dan berdoa. Tidak mungkin kamu tiba tiba diundang jadi narasumber suatu seminar jika portofolio mu adalah tukang tidur dan jago mimpi. Tidur dibutuhkan badan agar tetap sehat dan kembali segar setelah kelelahan fisik. Mimpipun dibutuhkan sebagai motivasi diri meraih cita cita. Namun mana ada orang malas bisa punya porto folio ciamik?

Temukan apa yang kamu bisa. Jaman sekarang memungkinkan siapapun punya inovasi. Jangan anggap remeh profesi petani atau peternak itu pekerjaan sepele. Para muda di dusun Slilir RW.3 kelurahan Bakalan Krajan kota Malang mampu membuktikan budidaya ikan nila bisa jadi inovasi di tingkat nasional. Dengan kampung Nila Slilir mereka bukan sekedar mencukupi kebutuhan pangan dan kecukupan gizi, tapi juga memberi peluang memperoleh penghasilan dan membuka peluang usaha baru. Bahkan untuk meningkatkan kapasitasnya dalam budidaya Nila ini, mereka telah berubah menjadi sebuah usaha mandiri yang terus berkembang bernama Redtis.

Hal ini bukan sekedar contoh. Karena proses itu butuh diasah dan berkelanjutan secara konsisten. Porto folio tidak tersusun dengan baik jika apa yang kamu bangun itu tidak diasah dan tidak konsisten. Berbagai kendala memang mungkin terjadi, tapi kamu akan menyerah dengan sekali gagal. Banyak para muda belum tahu dan paham, sudah memastikan hal ini itu pasti demikian menurut prasangka sepihak. Kadang karena bukan passion dirinya, ikut trend, malas, takut dan kurang percaya diri. Hal hal negatif ini pasti pernah dialami dan memang bisa terjadi.

Tentu butuh pelatih atau orang yang dianggap mumpuni sebagai sarana curhat dan konsultasi. Oleh sebab itu, bangunlah circle hidupmu itu luas, terpercaya dan visioner. Banyak circle unfaedah lebih baik ditinggalkan saja. Coba bertemu dengan orang baru dan buka komunikasi dengannya. Jangan mudah suudzon pada orang lain. Siapa tahu dia utusan Tuhan yang akan memberi perubahan pada hidupmu. Kita itu seperti ikan yang ada didalam air. Ikan hanya paham keberadaan air dan segala sesuatunya, tapi tetap didalam air. Yang mampu melihat secara luas perubahan terhadap suatu komunitas adalah pihak luar. Jadi Sekali waktu keluarlah dari circle yang membuat kamu bilang tidak bisa, dengan circle yang lebih luas. Namun hati hati jangan terlalu banyak circle yang kamu ada didalamnya. Energi kamu akan habis. Temukan fokusmu, asah dengan terus konsisten dan biasakan diri menulis apa yang kamu capai sebagai bahan evaluasi. Kemampuan mengingat manusia itu ada batasnya.

Kesimpulan, hasil tidak ada mengingkari usaha. Terus belajarlah secara konsisten hingga kamu ahli. Jangan tutup diri dengan pernyataan negatif dan seorang pejuang itu wajib pantang menyerah. Porto folio diri adalah asset yang kamu rintis dalam waktu perjuangan yang tidak bisa instan. Itu jadi potret capaian untuk meraih sukses sejati. Jangan berkecil hati kamu bukan pejabat atau berkarier di bank, mereka masih bisa pensiun. Setelah pensiun mereka tak akan mampu buka kantornya dirumah, kecuali dokter atau perawat yang bekerja berbasis keahlian. Nasehat ini semoga bermanfaat untuk diri saya sendiri dan bila berguna untuk orang lain, saya sangat bersyukur. Terima kasih sudah menyempatkan waktu membaca artikel ini, semoga menginspirasi.

Malang, 14 Agustus 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun