Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Sejarawan - Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Ayo Nulis untuk Abadikan Kisah, Berbagi Inspirasi dan Menembus Batas

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Titik Koma (Seri Menilik Titik Temu #2)

12 Juli 2023   06:20 Diperbarui: 12 Juli 2023   14:30 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Puisi : "Titik Koma"
(Seri Menilik Titik Temu #2)
Ditulis oleh : Eko Irawan

Kenapa harus titik koma. Tidak titik, bertahan dalam koma. Kelanjutannya apa, tak jelas tak tegas. Ambigu berselimut ragu.

Bertahan dibatas titik koma. Karena masih ada koma yang wajib. Tanggung jawab yang belum titik. Tuntutan yang masih koma.

Jika titik telah datang, koma tak perlu meradang. Siapa mau terus terusan koma. Disuruh sabar menunggu, diminta sabar menanti. Sampai kapan, butuh kepastian, butuh jawaban.

Saatnya tak ada titik koma. Dobrak tanpa titik, meluncur tanpa koma. Jangan ribut tanda tanya. Karena takdir tak bisa dirubah dengan tanda baca.

Malang, 11 Juli 2023
Ditulis untuk Seri Menilik Titik Temu 2

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun