Gotong Royong Kunci Pemajuan Kebudayaan
Ditulis oleh Eko Irawan
Senin, 3 Juli 2023 bertempat di Gedung MCC kota Malang para pegiat seni budaya, kelompok penghayat, para juru pelihara cagar budaya, pegiat sejarah, termasuk unsur pegiat museum serta para pegiat budaya semalang raya telah berkumpul dalam dialog bertajuk Pemajuan Kebudayaan.Â
Acara yang diselenggarakan oleh Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IX ini menghadirkan Bapak Hilmar Farid Ph.D selaku Dirjen Kebudayaan Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia  yang berkesempatan hadir di beberapa daerah di Jawa Timur, termasuk di Malang Raya.Â
Acara ini diawali dengan penampilan musik etnik oleh Panji Laras Svara dan pertunjukan tari topeng Panji khas Malangan.
Diskusi dan dialog sangat menarik dan menjadi ajang curhat dan tukar pikiran seputar inovasi dan kendala di seputar pemajuan kebudayaan di malang raya. Ada dua point' utama yang dapat disimpulkan dalam dialog tersebut, pertama tentang upaya lebih memperkenalkan budaya agar lebih dikenal lebih dekat oleh masyarakat, khususnya generasi muda. Bapak Hilmar Farid Ph.D mengusulkan sebuah tantangan bagi generasi muda agar diberi kesempatan untuk tampil ke depan memperkenalkan seperti apakah pemajuan kebudayaan versi generasi muda. Hal ini sangat menarik, karena di pundak generasi mudalah masa depan pemajuan kebudayaan berada dan merekalah yang kelak berkiprah dalam upaya pemajuan kebudayaan Indonesia. Para muda ini diharapkan lebih bersemangat memperkenalkan budaya bangsa agar lebih dekat dan dikenal oleh anak bangsa Indonesia sendiri.
Point' ke dua dalam upaya pemajuan kebudayaan adalah meningkatkan kapasitas asli dari bangsa Indonesia Sendiri, yaitu Gotong Royong.Â
Gotong Royong adalah kunci pemajuan kebudayaan yang bisa digagas oleh lingkup terkecil dari masyarakat indonesia yaitu Kampung. Gagasan Kampung tematik sudah ada dan digagas dibanyak tempat di Kota Malang. Sebuah ide tematik berbasis kampung merupakan model bagaimana warga kampung turut serta dalam upaya pemajuan kebudayaan.
Contoh model gotong royong ala kampung ini pernah digagas di wilayah Kampung RW. 1 kelurahan Sumbersari Kota Malang.
Berikut liputan Videonya
https://youtube.com/watch?v=BuZp3LbyalE&feature=share7
Dalam Festival Tawangsari Kampoeng Sedjarah ini menerapkan model gotong royong dan mengedepankan yang muda melalui komunitas Reenactor Ngalam agar membangun sinergi sesuai keinginan yang muda. Festival diatas mengangkat sejarah lokalitas Kelurahan Sumbersari kota Malang sebagai markas komando gerilya kota di masa agresi militer Belanda di Malang.
Pertanyaannya, kenapa festival di maksud tidak bisa kembali terselenggara? Faktor anggaran memang jadi fakta dan kendala yang terjadi hampir di setiap kampung yang menggagas kegiatan semacam festival ini. Apalagi setelah terdampak pandemi covid 19 melanda negeri ini. Walau pandemi telah dinyatakan usai, namun gagasan kampung bak harus dilahirkan kembali menjadi bayi. Apa yang harus dilakukan? Bisakah kampung bangkit kembali berperan dalam upaya pemajuan kebudayaan?
Mengacu pada dua point' diatas, konsep model, Â tengah digagas kembali dengan sinergi berbagai pihak. Bertajuk Juang Fest akan segera digagas di Lingkup Kampoeng Sedjarah kelurahan Sumbersari kota Malang dalam waktu dekat dengan acara awal sudah terlaksana bertajuk Bintara.Â
Acara yang telah diselenggarakan pada 11 Juni 2023 ini bertempat di aula RW .1 Kelurahan Sumbersari Kota Malang.
Acara ini Merupakan langkah awal sosialisasi Juang Fest akan digelar untuk membangun kembali konsep model pemajuan budaya di tingkat kampung. Konsep Juang Fest memang akan Berbeda dengan konsep Festival Tawangsari Kampoeng Sedjarah yang telah terselenggara 5 kali event sebelum pandemi Covid melanda. Konsep Juang Fest ini mengedepankan peran yang muda menggagas dan berkiprah serta didukung Reenactor Ngalam sebagai support gotong royongnya.
Dengan mengandeng kerjasama antara Komunitas Reenactor Ngalam dengan mahasiswa UMM, Acara dimaksud mencoba menghidupkan peran kampung dalam upaya pemajuan kebudayaan. Konsep model seperti ini menerapkan gotong royong dan mengedepankan yang muda agar berkiprah. Mohon doa restu pada semua fihak agar acara dimaksud mampu terselenggara di waktu yang akan datang.
Kampung Yang Punya Museum
Festival merupakan upaya memperkenalkan potensi kampung, kampung yang punya museum adalah Kampung Tawangsari sekarang RW. 1 kelurahan Sumbersari Kota Malang. Memang masih jauh jadi sebuah destinasi wisata yang mampu mengangkat ekonomi kreatif warga sekitar, namun gagasan ini perlu diapresiasi, karena inilah Kampung yang punya Museum. Penasaran bagaimana wujudnya, Berikut liputannya
https://youtube.com/watch?v=DhniqjU8dwc&feature=share7
Demikian semoga artikel ini menginspirasi.Â
Malang, 3 Juli 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H