Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Sejarawan - Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Ayo Nulis untuk Abadikan Kisah, Berbagi Inspirasi dan Menembus Batas

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dua Seuntai yang Satu (Seri Puisi Distikon #5)

25 Juni 2023   06:20 Diperbarui: 25 Juni 2023   06:24 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dua seuntai Yang Satu
(Seri Puisi Distikon #5)
Ditulis oleh Eko Irawan

Waktu bergulir, tak bisa dianulir.
Tak kuasa sendiri, dalam kisah mengalir.

Berkatakah angin yang menerbangkan.
Tentang dua seuntai berpasangan.

Menyatu yang tak bisa diabaikan.
Diingkaripun tetap satu kesatuan.

Titah langit mana yang didustakan.
Hanya mempersulit jalan kehidupan.

Kenapa tak patuh wahai jiwa sok pintar.
Yang sok tahu, tapi digertak gemetar.

Mengeluh hanya menambah peluh.
Beban berat dalam Protes lusuh.

Disatukan itu tak bisa ditolak.
Yang dipisahkan, tak kuasa berontak.

Ada yang dipisahkan,ada yang disatukan.
Tak bisa ditolak, jika dititahkan.

Terimalah pilihan langit dengan hati.
Karena sengsara sendiri, jika diingkari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun