Bertahan dalam gambar Buram
(Seri Puisi Distikon #3)
Ditulis oleh Eko Irawan
Apalah arti sanjungan, pujian.
Jika kehadiran ini, tidak diharapkan.
Apa arti applaus penuh tepuk tangan.
Jika dibelakang nanti, jadi gunjingan.
Jadi siapa yang sekarang lupa diri.
Apa aku yang bodoh, atau mereka yang tidak perduli.
Kita tak bisa paksa orang agar suka.
Circle busuk, jelas tak bisa dipelihara.
Perkumpulan orang iri dengki tinggi hati.
Merasa maha benar, yang lain dihakimi.
Nyata ada, tapi tapi jadi orang terbuang.
Salah benar tetap dianggap hilang.
Bertahan dalam gambar buram.
Putih sirna, warna hilang, hitam kelam.
Jaman tidak tulus, adakalanya harus bersikap biarkan, lupakan, pasrahkan.
Menyesal jika kita jauh dari pengakuan Tuhan.
Tetap berbuat baik, ingat karma keadilan.
Tetaplah mesra sebagai Kekasih Tuhan.
Malang, 8 Juni 2023
Ditulis untuk Seri Puisi Distikon 3
Distikon adalah puisi Dua Seuntai
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H