Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Sejarawan - Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Ayo Nulis untuk Abadikan Kisah, Berbagi Inspirasi dan Menembus Batas

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mari Bicara dengan Puisi

23 Mei 2023   11:28 Diperbarui: 23 Mei 2023   11:45 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mari Bicara dengan Puisi

Ditulis oleh Eko Irawan

"Puisi itu cara terindah bicara pada dunia"
Bicara dengan cara seni, budaya dan sastra adalah cara paling asyik untuk dinikmati, direnungkan dan menghadirkan suasana yang berbeda bagi para audience nya. Mari bicara dengan puisi adalah apa yang sudah saya lakukan selama ini untuk menyampaikan pikiran dengan cara yang berbeda. Kenapa berbicara dengan bahasa puisi? Artikel berikut mencoba menjawabnya, semoga menginspirasi.

Puisi Seni mensyukuri Hidup

Hidup sehari hari sudah penuh dengan segala permasalahannya. Dari bangun hingga tidur lagi, manusia sudah dipenuhi aneka warna kesibukan dan aktifitas. Hidup adalah perjuangan dan pertarungan. Apakah tidak lelah dan jenuh menghadapi rutinitas yang cenderung monoton? Hidup hanya sekali apa tidak rugi terprogram seperti robot? Kapan bisa menikmati dan mensyukuri hidup yang merupakan berkah dari Yang Maha Kuasa. Tentu tiap orang punya cara masing masing agar hidupnya bermakna dan punya kualitas. 

Terlebih jika hasil karyanya nanti punya nilai bagi kepuasan hidup pribadinya dan bermakna menginspirasi orang lain agar hidupnya lebih baik. Menginspirasi dan menghibur orang lain tentu akan memperoleh berkah pahala sesuai agama dan kepercayaan masing masing. 

Amal ilmu tidak harus jadi guru atau dosen, siapapun bisa melakukan dengan cara menulis kreatif yang inspiratif. Apa harus jadi wartawan, penulis buku atau sastrawan? Tentu tiap orang punya passion sendiri sendiri dan puisi bagi saya adalah cara yang paling elok, mampu menghibur dan insya Allah bisa menginspirasi penikmatnya. Itulah alasan kenapa saya banyak menulis seri puisi, karena bagi saya, puisi adalah seni mensyukuri hidup. Puisi mengajari kita memilih cara indah untuk berbicara pada dunia dan cara indah tersebut salah satu proses mensyukuri nikmat hidup. Menikmati indah, menghibur para pembaca dan menginspirasi para penikmatnya. 

 Motivasi Menulis

Saat menulis artikel kita dihadapkan pada genre apa wujud tulisan kita nanti. Perkembangan internet dan media sosial dewasa ini sebenarnya memudahkan seorang penulis mempublish karya karyanya. Era sekarang sudah sangat mudah dan tidak ada alasan signifikan jika tidak mampu menunjukan apa wujud karya tulisnya. Bahkan dengan tekhnologi android, proses menulis bisa dilakukan dimanapun dengan alat berada digenggaman bernama handphone. Dan handphone ini sudah jadi piranti wajib manusia modern dalam berinteraksi di dunia milenial. Dengan handphone pula kita bisa menulis apapun, bahkan pekerjaan kantor sampai belanja ternyata sudah difasilitasi aplikasi yang ada di dalam handphone.

Fasilitas dan kemudahan sudah tersedia, media online dan media sosial juga memberi ruang karya. Terus mana karyamu? Mana linknya? Apa kamu tidak berkenan ilmu yang kamu ketahui agar bermanfaat bagi orang lain dan jadi amal ilmu sesuai agama dan kepercayaanmu? Memang tak semua orang punya kemampuan menulis. Banyak orang sampai meninggal dunia tidak pernah menuliskan pikiran dan inovasinya. Boleh jadi dia super hebat. Tapi perlu diingat, kemampuan orang mengingat dalam otaknya adalah terbatas. Suatu saat bisa lupa dan tidak diingat lagi. 

Jika circle hidup disekitarnya sudah meninggal semua, apa arti dia super hebat, karena tak ada lagi orang yang mampu mengingat apa buah karya, inovasi dan pemikirannya. Bahkan Mesin pencari secanggih google juga tidak akan tahu apa apa. Jangan berharap ada orang lain yang tidak dikenal, tiba tiba terinspirasi. Kenapa? Sesuper hebat dia, jika tidak menulis, maka akan terlupakan, karena tidak ada jejak yang bisa dibaca ulang oleh generasi mendatang. Jika Chairil Anwar tidak menulis puisinya, tentu generasi sekarang tak bakalan tahu siapa dia, apalagi karya karyanya.

Menulis sebenarnya mengabadikan pikiran, inovasi dan karya agar tetap bisa diakses oleh generasi berikutnya. Pernahkah kamu membayangkan, Betapa sulitnya menulis di tahun 760 Masehi di daerah Dinoyo Kota Malang. Bukti otentik tulisan tertua di daerah Jawa timur diketemukan di daerah Dinoyo, diatas media batu yang sekarang terkenal sebagai prasasti Dinoyo. 

Angka tahun prasasti tersebut 760 Masehi bercerita tentang keberadaan Kerajaan Kanjuruhan di Malang. Tentu akan sangat sulit menulis diatas media baru karena butuh keahlian khusus. Jika hidup ditahun 760 dan tidak menulis, itu bisa dimaklumi karena tidak semua orang mampu menulis diatas media batu. Bagaimana detail situasi tahun 760 juga sudah tidak terlacak lagi karena tak banyak orang mampu menulis diatas batu sehingga hilang informasi yang pada masa itu hanya sebatas diingat dan hanya jadi cerita tutur, kecuali hanya apa yang memang tertulis dalam prasasti. Inilah bukti, produk tertulis bisa lebih abadi dan tetap memberi manfaat.

Fakta sejarah diatas merupakan motivasi menulis, apalagi menulis sekarang adalah sangat mudah dan tidak perlu menulis diatas batu. 

 Mari Bicara dengan Puisi

Menulis itu merdeka. Mau nulis ilmiah atau fiksi, silahkan. Menulis juga tidak dilarang. Media menulis juga tersedia. Nunggu apa lagi? Menulis memang ada aturan dan persyaratan yang berlaku. Tulisan berisi hoax tidak layak dipublikasikan. Apa yang kamu tulis juga harus bisa dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Hal ini merupakan tuntutan profesional. Jika kamu masih enggan menulis, terus apa alasannya? 

Mari bicara dengan puisi saja. Bahasa puisi lebih universal. Puisi memiliki nilai estetik yang bisa menghibur sekaligus menginspirasi. Suka duka menulis puisi akan saya sampaikan dalam seri tulisan mari bicara dengan puisi berikutnya.
Bagaimana menurut anda tulisan saya ini. Semoga bermanfaat dan menginspirasi.

Malang, 23 Mei 2023

Ditulis untuk Seri Mari Bicara Dengan Puisi 1

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun