Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Sejarawan - Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Ayo Nulis untuk Abadikan Kisah, Berbagi Inspirasi dan Menembus Batas

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Segeralah Pamit Wahai Rumit (Ultimate Consciousness Series #14)

6 Mei 2023   14:18 Diperbarui: 6 Mei 2023   14:24 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Puisi : Segeralah Pamit wahai Rumit (Ultimate Consciousness Series #14) ditulis oleh : Eko Irawan

Telah terkumpul, bait demi bait. Disusun kait berkait. Bahan introspeksi, kajian audit. Selamat tinggal pahit, tak perlu berbelit Belit.

Segeralah pamit wahai rumit. Telah lama hidup serba sakit. Siapa mau terus didera pahit. Ayo bangun, waktunya bangkit.

Mengeluh berkomat Kamit. Terjepit credit, dompet tipis menjerit. Tak mampu jawab apalagi bercuit. Deposit semakin dikit, tanggungan jadi bukit.

Segeralah pamit wahai rumit. Lelah hadapi tagihan, pusing tiada mampu berkelit. Bahagia jadi fiksi, dikepung siang malam melilit berimpit impit. Hadapi tak lari, tolong kami Bangkit, wahai penguasa Langit.

De Huize Toempang, 6 mei 2023
Ditulis untuk ultimate Consciousness Series 14

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun