Dalam masa 1945-1949, selain peristiwa militer, pada 1947 malang jadi tuan rumah sidang kelima KNIP. Keberadaan monumen Khairil Anwar di Kayutangan merupakan saksi bisu peristiwa penting di malang. Pendirian monumen Chairil Anwar ini didasari akan kiprah sang penyair pada tanggal 23 Februari hingga 6 Maret 1947 dalam agenda Sidang Pleno Kelima, Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP).Â
Sidang pleno yang dilangsungkan di gedung Societiet Concordia (gedung Sarinah Kota Malang) membawa nama Chairil Anwar sebagai perwakilan sastrawan yang menyuarakan pendapat lewat kata-kata.Â
Itulah yang banyak dilupakan, sehingga pengembangan selanjutnya justru jauh dari esensi awal sejarah malang sendiri. Dirobohkannya monumen KNIP di area Sarinah Malang beberapa tahun lalu, merupakan keprihatinan tersendiri seolah menghapus sejarah penting peran malang pada masa perjuangan.
Uraian diatas mencoba menemukan jantung kota Malang, ternyata berada di seputar Kayu tangan, dan episentrum dari jantung kota itu ada di monumen Chairil Anwar. Mungkin hanya patung, namun puisi Aku yang terpahat di monumen tersebut jangan sampai dilupakan. Spirit puisi perjuangan Chairil Anwar terpatri di Jantung Kota Malang.Â
Bagaimana menurut pembaca. Semoga tulisan ini menginspirasi.
Monumen Chairil Anwar, 25 April 2023
Ditulis untuk Seri Malang Melintang Binatang Jalang 2
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H