Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Sejarawan - Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Ayo Nulis untuk Abadikan Kisah, Berbagi Inspirasi dan Menembus Batas

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Merayu Semesta (Seri Rayuan Rayu Merayu #4)

31 Maret 2023   17:58 Diperbarui: 31 Maret 2023   17:59 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Puisi : Merayu Semesta
(Seri Rayuan Rayu Merayu #4)

Sampai hari ini. Jalani siklus malam hingga pagi. Terulang malam hingga pagi lagi. Sudahkah itu berarti. Atau tak sempat Disyukuri.

Dunia yang melalaikan. Sibuk demi kehidupan. Pertarungan antara kekalahan dan kemenangan. Antara semunya batas, bahagia dan penderitaan.

Engkau dimana. Sekarang dalam status apa. Berat jika sendiri dirasa. Sendiri tak kuasa memikul beban derita. Ada cara, ada yang sendiri, ada yang bersama.

Langkah usaha anak manusia. Diiringi Doa doa Merayu Semesta. Terbang dari langit bumi. Menembus Singhasana Illahi. Ketika ummat merayu Penguasa Jagat. Berpasrah, usai kibar panji panji usaha nyata.

Merayu Semesta. Tapi Semesta juga punya rayuan. Rayu merayu. Agar berkah semesta membanjiri seisi Alam Raya.

De Huize Kantoor, 31 Maret 2023
Ditulis oleh Eko Irawan
Untuk Seri Rayuan Rayu Merayu 4

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Rayuan Rayu Merayu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun