Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Sejarawan - Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Ayo Nulis untuk Abadikan Kisah, Berbagi Inspirasi dan Menembus Batas

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ditikam dari Belakang (Seri Hari Hari Puisiku #77)

21 Maret 2023   18:36 Diperbarui: 21 Maret 2023   18:38 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seri hari hari puisiku #77 dokpri

Puisi : Ditikam Dari Belakang (Seri Hari Hari Puisiku #77)

Dulu, Aku menerimamu apa adanya. Waktu itu, buka lembar baru. Tak peduli bagaimana kamu, di waktu lalu.

Siapa yang berubah, siapa yang awali. Romantika rona rona jalan panjang. Karena ini perasaan, dan engkau menghunjam, menerjang. Serasa ditikam dari belakang.

Kini di Ujung jalan para petarung. Tak berujung. Pilihan yang nampak atau pilihan yang tersembunyi. Susah untuk kembali percaya, karena berkali ditelikung tiba tiba. Pertarungan keinginan. Kebutuhan. Dan Tuntutan.

Saling salahkan hanya menambah derita. Seiring sejalan ternyata hanya mitos. Siapa mau Bertahan dalam pura pura. Menipu diri seolah tiada peristiwa tapi Penuh Dilema.

Mampukah bertahan. Dalam Drama palsu. Dalam Status palsu. Haruskah tertawa dipanggung sandiwara. Jika cinta sudah ditikam dari belakang. Pengkhianatan itu, tak pernah datangkan berkah bahagia.

Kini kata maaf sudah basi. Terbukti diulangi. Terjadi lagi. Hati tak Sudi terus dikhianati. Bodoh, bertahan demi ilusi. Untuk apa mimpi, jika tersakiti. Saatnya memilih untuk akhiri.

De Huize Idea, 21 Maret 2023
Ditulis oleh Eko Irawan 

untuk Seri Hari Hari Puisiku 77


Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun