Puisi : "Cinta Memaknai Cinta"
Getaran ini, menggetarkan Hatiku. Frekuensi sama menggetarkan kalbu.
Rasa yang bicara tentang Kau dan aku.
Ditolakpun tetap selalu menderu.
Bukan soal fisik semata. Waktu akan membuat menua. Tubuhpun perlahan jadi Renta. Masih ada pasang surut rejeki dan harta. Tak selalu ada, tak selalu tersedia.
Bukan soal sekarang bicara cinta. Karena cinta akan selalu ada. Tetap ada. Apapun keadaannya. Cinta akan memaknai cinta.
Luka luka lalu. Berkaca untuk introspeksi selalu. Kegagalan pernah jadi belenggu. Tapi Tuhan Kirimkan penghiburan baru. Pertemuan kau dan aku.
Mengalirlah dalam jalan Takdir. Karena Tuhan mempertemukan, agar kita bahagia. Lembar baru yang ayem tentrem. Haruskah menolak rencana terindah?
Cinta memaknai cinta. Lantas cinta itu apa? Tak mungkin sepanjang umur berdebat cinta. Bertarung opini dan egois semata.
Nikmati yang ada, biarkan bukti bicara. Mengalir seperti air, jadi mata air cinta. Sudah ada, konsekwen apa adanya. Tak menuntut yang tak ada. Membaktikan diri untuk berjuang bersama, mewujudkan cita cinta berdua.
Ini titah Yang Kuasa. Bukan direkayasa.
Dialectic Gallery, 18 Februari 2023
Ditulis oleh Eko Irawan
Untuk Seri Puisi Asmaraloka 36