Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Sejarawan - Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Ayo Nulis untuk Abadikan Kisah, Berbagi Inspirasi dan Menembus Batas

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ngopi di Historian Coffee, Ngopinya Pegiat Komunitas

17 Januari 2023   14:10 Diperbarui: 17 Januari 2023   14:20 740
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ngopi ala Historian Coffee, Ngopinya pegiat Komunitas

Acara Ngopi bersama orang orang sehobby, merupakan tradisi asyik yang banyak dijalani oleh mereka yang aktif di dunia komunitas. Tempat nongkrong kopian itu biasanya jadi terminal banyak orang untuk menikmati seduhan kopi favorit sambil bertemu dengan teman teman terdekat. Banyak sinergi besar lahir di lapak kopian. Selain santai, ide bisa mengalir deras saat bincang project dengan teman sehobby. 

Historian coffee yang di gagas Sam Restu Respati dari Komunitas Jelajah Jejak Malang jadi destinasi baru zona ngopi yang wajib dikunjungi. HISTORIAN COFFEE berlokasi di Jalan Komplek Irama Nomor 6 (sebelah ex. Bioskop Irama) Blimbing, Malang. Buka sejak pukul 16.00 hingga 00.00 WIB. 

Dokpri Historian Coffee
Dokpri Historian Coffee

Komunitas sebagai ujung tombak Kebudayaan

Hari ini saya membuka grup WhatsApp kebudayaan Kota Malang dan membaca status Sam Restu Respati.
"Ujung tombak dari kebudayaan adalah masyarakat, sedangkan ujung tombak dari masyarakat adalah komunitas", ujar mas Dirjen Hilmar Farid saat itu.

Dokpri Restu Respati JJM
Dokpri Restu Respati JJM


Quote yang dilontarkan Sam Restu Respati ini jadi pemantik diskusi di grup WhatsApp kebudayaan Kota Malang hari ini, Selasa, 17 Januari 2023. Asyik saja mengikuti diskusi soal tersebut. 

Berbagai pikiran, usulan, pendapat datang dari berbagai pihak. Komunitas memang berperan dalam masyarakat dan memberikan sumbangsih nyata sesuai bidang yang ditekuni masing masing komunitas. 

Ada yang berperan mengangkat sejarah toponimi wilayah malang raya, ada yang mengangkat spirit budaya dan kepahlawanan sebagai lokal heroes yang wajib diperkenalkan sejak dini pada generasi muda. 

Fakta dilapangan ternyata banyak anak muda asli malang yang ternyata tidak kenal siapa Hamid Rusdi dan apa itu topeng Malangan dan budaya Panji. Ada pula yang mengangkat tema Revolusi Kemerdekaan dengan maksud memberikan tauladan spirit nasionalisme, cinta tanah air dan bangga menjadi bangsa Indonesia yang merupakan kesatria pemberani. 

Ada pula komunitas yang Fokus pada kegiatan daur ulang, pelestarian lingkungan dan bergerak di bank sampah. Bahkan di Slilir Bakalan Krajan, ada komunitas anak muda yang berjuang mengawali budidaya nila bioflok  untuk membuka peluang lapangan kerja secara mandiri yang mengelola dari hulu ke hilir sektor usaha ikan nila merah dan pemberdayaan masyarakat yang pada tahun 2021 memperoleh penghargaan sebagai inovasi tingkat nasional. 

Tentu kiprah komunitas ini dinilai dari peran dan keberlanjutan dari program programnya yang terus berkelanjutan. Tiap komunitas punya program, perjuangan dan eksistensi sendiri. 

Mereka ada yang bergerak secara mandiri tanpa sibuk menunggu janji janji bantuan yang tak pernah realisasi. Terus bergerak, sekalipun gerakan itu berdampak kecil dan tidak populer, tapi mereka Istiqomah berkomunitas secara real sesuai kemampuan kemandirian mereka sendiri. 

Dunia komunitas memang unik dan bergerak diberbagai bidang kemasyarakatan yang layak mendapatkan apresiasi sebagai ujung tombak kemajuan kebudayaan, perekonomian dan tumbuhnya ekonomi kreatif yang mandiri dan memberikan kontribusi nyata pada masyarakat secara signifikan.

Dokpri Reenactor Ngalam
Dokpri Reenactor Ngalam

Bagi saya Sam Restu Respati dengan Komunitas Jelajah Jejak Malang sudah merintis kerjasama dengan Komunitas Reenactor Ngalam sejak 24 September 2017, yang mana telah diadakan sebuah sarasehan yang membahas kesejarahan Tawangsari sebagai Kampoeng Sedjarah.
Dengan sinergi berbagi ilmu tanpa saling menggurui, sebuah komunitas mampu tumbuh bersama secara kolaborasi yang nyata. 

Keberadaan Historian coffee merupakan inovasi strategis yang akan mempertemukan komunitas lintas genre untuk ide dan inovasi program program berkelanjutan dimasa masa mendatang. Menurut situs Wikipedia,

Komunitas terbentuk akibat kesamaan sikap, minat, kegemaran antara individu yang kemudian diapresiasikan dengan membuat suatu wadah. Setiap komunitas memilki ciri khas masing-masing yang membedakanya dengan komunitas lainnya.

Komunitas adalah sebuah kelompok masyarakat dari beberapa organisme yang berbagi lingkungan, dan pada umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama. 

Dalam komunitas manusia, individu-individu di dalamnya dapat memiliki maksud, kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan, risiko, kegemaran dan sejumlah kondisi lain yang serupa. Komunitas  berarti "kesamaan dan kebersamaan untuk tumbuh bersama."

Monggo berkunjung ke Historian coffee dan temukan passionmu.

Historian Coffee, 17 Januari 2023
Ditulis oleh Eko Irawan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun