Puisi : "Kembang Api"
Tengah malam, malam tahun baru.
Menatap langit, langit awan kelabu.
Larut dalam malam, malam berganti waktu.
Menalar langkah, langkah esok yang baru.
Pertanda ruang waktu. Bermula rasa.
Kembang api bukan pesta. Tapi setelah berlalu nanti, masih ada harap. Karena besok, harus berjuang. Terus berjuang.
Tak elok hanya pandai menagih. Tak cantik hanya lihai mencela. Bilang nggedabrus itu mudah. Sefrekuensi itu perlu, agar seimbang serasi selaras, tanpa dendam.
Bukan tak mau ditagih. Diminta menyala cerah dilangit kelam. Kembang api hanya sekelumit tontonan. Sementara apa yang didamba, bukan tontonan, tapi perjuangan.
Ini hanya tanda, untuk tetap bersamamu. Ini satukan rasa, agar jadi lagu senada.
Agar nikmat dirasa. Karena debat tak asyik didengar. Ini cinta. Tentang aku dan dirimu.