Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Sejarawan - Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Ayo Nulis untuk Abadikan Kisah, Berbagi Inspirasi dan Menembus Batas

Selanjutnya

Tutup

Diary

Monolog Klono dan Mr. John

29 Desember 2022   21:53 Diperbarui: 29 Desember 2022   22:02 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapa Klono? 

Sosok ini digambarkan dengan topeng bermahkota, wajah berwarna merah, mata besar melotot, dan kumis tipis. Selain itu ia membawa Pecut Samandiman; berbentuk tongkat lurus dari rotan berhias jebug dari sayet warna merah diseling kuning sebanyak 5 atau 7 jebug. 

Klono adalah salah satu tokoh dalam topeng Panji. Yang menarik, terdapat predikat "kelono" yang diberikan pada VOC yang aktif melaksanakan intervensi kekuasaan di Jawa, yaitu "Kelono Baron Sekeber". Malahan, di Yogyakarta ada tokoh peran dalan tari, yaitu Kelono Gefer atau Kelono Roji, yang acap ditampilkan dalam pesta pernikahan.
Ini menarik, karena Mr.John menganjurkan Eksplore Klono terlebih dahulu dari pada Eksplore Panji. 

Klono yang kumaksud disini adalah Prabu Klono Sewandono, yang akhirnya turut sayembara (swayambhara) untuk mendapatkan  putri dari  Kerajaan Kediri, yakni Dewi Sanggalangit. Untuk mempersuntingnya para pelamar musti dapat memenuhi tiga prasyarat:
(1) Membuat terowongan bawah tanah (istilah kunonya "arung")  dalam waktu semalam,
(2) mempersembahkan binatang yang berkepala dua, dan
(3) menciptakan kesenian yang belum pernah ada di Jawa yang kelak sebagai pengiring pernikahan.
Syarat pertama mampu dipenuhi berkat bantuan patih Pujonggo Anom yang memiliki aji Welut Putih. Syarat ketiga dipenuhi dengan persebahkan tari Jatilan beranggota 144 orang dan para warok. Syarat kedua dipenuhi setelah berhasil mengalahkan Raja Singobarong dari Alas Ludoyo, yang mempunyai binatang berkepala dua, yakni berkepala harimau dan merak. Dengan demikian, ia berhasil mempersunting Dewi Songgolangit. Cerita ini saya kutip dari kisah Panji dalam Reog Ponorogo. 

Korelasi dari kisah Klono ini apa? Bukan sekedar cerita tak bermakna, namun di tempat Mr. John ini saya bersama para pejuang lainnya tengah membangun rencana besar. Jika klono berhasil memenuhi tiga permintaan tersebut diatas dan berhasil mempersunting Dewi Songgolangit, maka esensi semangat perjuangan klono wajib diteladani. Rencana besar mungkin hanya omong kosong jika tidak dilaksanakan. 

Rencana besar tentu akan berhasil jika berjuang penuh semangat dan tentu atas Restu Semesta. Rencana besar ini bukan rencana pepesan kosong. Rencana ini merupakan spirit untuk mengangkat budaya dan kepahlawanan di malang raya. Spirit budaya dan kepahlawanan perlu diperkenalkan kembali agar semakin membumi.

 Banyak generasi muda ternyata tak kenal para lokal heroes yang gugur untuk Nusa bangsa ditanah malang raya. Para pembakti budaya, seperti para pelestari topeng Malangan malah sama sekali tidak dikenal. Kemunculan spirit klono, salah satu unsur tokoh topeng Malangan merupakan penanda bahwa budaya dan kepahlawanan saatnya diperjuangkan untuk diangkat di tlatah malang raya.

Terima kasih Mr. John untuk inspirasi memasukan klono sebagai motor baru yang menginspirasi ini. Tak selamanya para pejuang terus dipinggir dan terpinggirkan. Semangat klono yang totalitas memperjuangkan 3 permintaan yang sangat berat, ternyata mampu dicapai dengan sangat gemilang.

Huiz Jhon, 29 Desember 2022
Ditulis oleh Eko Rody Irawan

Untuk Seri Monolog Sketsa Pinggir #3

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun