Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Sejarawan - Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Ayo Nulis untuk Abadikan Kisah, Berbagi Inspirasi dan Menembus Batas

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Mengenal Citra Diri Wanita Jawa Kuno dalam Relief Candi Jajaghu dalam Perspektif Reenactor

24 Desember 2022   16:02 Diperbarui: 24 Desember 2022   16:10 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengenal Citra Diri Wanita Jawa Kuno dalam Relief Candi Jajaghu dalam Perspektif Reenactor

dokpri Reenactor Ngalam
dokpri Reenactor Ngalam

Dalam rangka memperingati Hari Ibu pada hari Sabtu, tanggal 24 Desember 2022 pukul 09.00 s.d. selesai. Telah diadakan dua agenda : yaitu pertama acara baca relief candi bertema "Citra Diri Wanita Jawa Kuna", dengan pemandu M. Dwi Cahyono. Dan Kedua yaitu bedah sejarah "Ketokohan Dewi Sekartaji" oleh Dwi Cahyono Inggil, M.Dwi Cahyono dan Lulut Edi Santoso. Pemandu acara : Wibie Mahardika. Acara ini dilanjutkan makan siang dijamu free oleh Museum Resto Panji. Para peserta kurang lebih 50 orang termasuk mereka yang hadir dari Bali, Kalimantan, dan dari beberapa kota lainnya di Jawa timur. Hadir pula Bapak Henri Nurcahyo dari komunitas Brang Wetan. Beberapa mahasiswa dan mahasiswi juga turut hadir dan tampak antusias mengikuti setiap presentasi yang disampaikan narasumber.

Mengenal Siapa Panji

Banyak peserta ternyata masih asing dengan Budaya Panji, sebagai kisah asli bumi Nusantara. Kisah Panji memang kisah cinta asli Jawa kuno. Panji adalah  sastra  asli Indonesia yang sudah ditetapkan sebagai Memory of The World yang  oleh UNESCO. Kisah Panji dapat kita ikuti di museum Panji. Museum Panji ini terletak di Desa Slamet Kecamatan Tumpang Kab Malang sekitar 30 menit dari Kota Malang.  kisah Panji ini menyebar di kawasan Asia tenggara sehingga banyak koleksi yang ada di museum ini berasal dari kawasan Asia Tenggara bahkan ada koleksi yang dihibahkan dari Perancis yang bisa dilihat di "situated room" lantai 2 berupa piring keramik yang berasal dari kapal eropa yang karam di daerah Tanjung Pinang. 

Ketika kita melewati lobby, kita akan disuguhi suasana tempo dulu. Di dinding bagian kiri ada jejeran foto para Bupati Malang dan di dinding kanan ada jejeran foto para Walikota Malang. Tumpukan tenong, koper tua, kuda kayu setengah lapuk dan berbagai  foto lama menambah suasana tempo dulu semakin kuat. Di bagian kanan lobby ada ruangan dengan panggung yang uniknya dihiasi lukisan wayang di bagian dinding dan juga gambar peta dunia di bagian plafon. Di bagian dalam kita akan memasuki halaman luas dengan kolam renang dan pepohonan rindang. Ruang pamer museum ada di sebelah selatan yang terdiri dari 3 lantai. Kita bisa menyusuri ruangan peneliti Panji yang ternyata sudah diteliti dari tahun 1724. Di bagian tengah kita bisa turun ke area galian yang menyajikan diorama perang Ganter antara pasukan Ken Angrok dan Kerajaan Kadiri. 

Di bagian halaman ada 2 buah kolam besar dengan lanskap candi Ratu Boko dan beberapa saung di sekelilingnya. Lalu kita bisa menyusuri area ke arah sungai Amprong yang bagian ujung ada semacam air terjun kecil. Lahan museum ini lumayan besar dan cocok untuk arena belajar dan rekreasi.
Dari pemahaman cerita Panji, kita bisa banyak belajar tentang ketokohan Panji Asmarabangun dan Dewi Sekartaji. Dari Topeng Khas Malangan hingga musik yang tengah dieksplore oleh Panji Laras Svara. Sam Joko Tebon sempat memaparkan perpektif budaya Panji dalam bahasa musik yang dibawakan oleh Panji Laras Svara.

Dokpri Reenactor Ngalam
Dokpri Reenactor Ngalam

Yang menarik ada sebuah pertanyaan dari seorang ibu yang berprofesi sebagai penulis buku yang bertanya tentang bagaimana wujud pelestarian kuliner dalam budaya Panji. Sungguh pertanyaan yang sangat menarik. Peran ibu sangat besar dan ada disektor kuliner setiap harinya untuk memasak kebutuhan makan anak dan suaminya. Sepertinya kajian kuliner budaya Panji perlu dilakukan, karena bicara panji tidak melulu kisah cinta, tapi juga peran ibu yang akan melahirkan anak anak, merawatnya dan mendidik agar mereka jadi generasi gemilang.

Citra wanita di relief Jajaghu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun