Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Sejarawan - Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Ayo Nulis untuk Abadikan Kisah, Berbagi Inspirasi dan Menembus Batas

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Monolog Sketsa Pinggir Seujung Kuku

17 Desember 2022   15:29 Diperbarui: 17 Desember 2022   15:40 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Monolog : Sketsa Pinggir Seujung Kuku

Ijinkan aku bersuara. Nyanyi sunyi tuan rumah. Selamat datang gembira. Nada cinta, dari kaki Semeru. Nada rindu, dari pelataran Djajaghu.

Ini gambar yang belum usai. Bingkai kosong yang akan dilukis. Dari tepi sketsa pinggir. Sejengkal bermakna, seujung kuku dalam langkah nyata.

Aku pemantik. Aku nyala. Bergerak dari pinggir. Nada nada para perintis. Beralun dalam dawai. Denting dalam derap suara. Ini berjuang. Agar bermakna. Agar punya rasa.

Semesta merestui. Jalan kosmos para pengembara. Sajak langit turun dalam nada suka cita. Dipelataran Djajaghu. Ini aku. Engkau dan kita.

Sketsa pinggir Seujung Kuku. Para Panji kesatria nuswantara. Dengar dengarlah. Bangkit bangkitlah. Panji Panji kesatria. Tumbuh merekah, tumbuh merona. Menjalar dari pinggir arena.

Caffe Mesem, 17 Desember 2022
Ditulis oleh Eko Rody Irawan
Untuk Seri Monolog Sketsa Pinggir #2

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun