Bintang memang indah, tapi tak perlu jadi bintang jika kau tak mampu menapak bumi. Setapak dua tapak, tapi melangkah. Daripada nggedabrus, omong kosong tapi tipu diri. Gigit jari.
Bismillah ayo melangkah. Biarlah dicela. Dikritik. Dikepoin. Dijegal. Didoakan gagal. Karena iri itu tanda tak mampu. Lebih baik setetes, tapi nyata. Lama lama sebukit. Daripada banjir, tapi bikin sengsara, ternyata tong kosong, melompong. Berkarat dan sirna.
Sketsa pinggir. Bukan untuk menyingkir. Untuk apa lama berpikir, ayo sekarang menyala, dari pada menyesal diakhir.
Malang, 15 Desember 2022
Ditulis Oleh Eko Rody Irawan
Untuk Seri Monolog Sketsa Pinggir #1
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H