Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Sejarawan - Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Ayo Nulis untuk Abadikan Kisah, Berbagi Inspirasi dan Menembus Batas

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Monolog Sketsa Pinggir

15 Desember 2022   21:31 Diperbarui: 15 Desember 2022   21:42 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seri Sketsa Monolog Pinggir #1

Bintang memang indah, tapi tak perlu jadi bintang jika kau tak mampu menapak bumi. Setapak dua tapak, tapi melangkah. Daripada nggedabrus, omong kosong tapi tipu diri. Gigit jari.

Bismillah ayo melangkah. Biarlah dicela. Dikritik. Dikepoin. Dijegal. Didoakan gagal. Karena iri itu tanda tak mampu. Lebih baik setetes, tapi nyata. Lama lama sebukit. Daripada banjir, tapi bikin sengsara, ternyata tong kosong, melompong. Berkarat dan sirna.

Sketsa pinggir. Bukan untuk menyingkir. Untuk apa lama berpikir, ayo sekarang menyala, dari pada menyesal diakhir.

Malang, 15 Desember 2022
Ditulis Oleh Eko Rody Irawan
Untuk Seri Monolog Sketsa Pinggir #1

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun