Sekarang dihina, besok kaya. Sekarang disakiti, besok sudah bahagia. Vibes sinetron dilayar kaca. Seolah hidup itu gampang mempesona.
Layar hiburan menghipnotis pemirsa. Ditonton Sah sah saja. Gaya hidup dalam layar cinema. Apakah edukasi atau pembodohan semata.Â
Tapi hidup tak seindah sinetron. Disana dunia khayal yang menipu penonton. Hiburan yang menyihir jadi blo'on. Terserah pemirsa, hak penonton.
Mampukah menginspirasi. Bawah sadar dicekoki mimpi. Hidup nyata jadi dicerca tanpa henti. Berkaca pada sinema tak mengedukasi.
Miris berkiblat tontonan. Tak bisa disamakan, tak bisa dijadikan acuan. Hidup nyata penuh perjuangan. Tak ada yang mudah apalagi gratisan.
Jika ada yang mencela hidup nyata. Fantastis seperti dunia cinema. Pingin bergaya, menuntut perubahan tiba tiba. Salutlah pada yang siang malam usaha.
Hidup tak seindah sinetron. Itu bukan patron. Bersyukurlah pada apa yang kau mampu raih. Mampu usahakan. Sederhana, apa adanya. Sabarlah, engkau bintang sinetron sejati dunia nyata.
Malang, 25 Oktober 2022
Ditulis oleh Eko IrawanÂ
Untuk Seri Puisi Asmaraloka 26