Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Sejarawan - Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Ayo Nulis untuk Abadikan Kisah, Berbagi Inspirasi dan Menembus Batas

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ketika Coban Sewu Berbisik (Seri Puisi Asmaraloka #14)

28 Agustus 2022   15:44 Diperbarui: 12 Oktober 2022   10:51 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rindu bersanding Rindu. Tarik menarik seperti gravitasi. Tak terlihat, bukan semu. Isi jiwa jiwa yang sepi.

Meraih indah, butuh berjuang. Bertarung. Untuk suka, ada duka. Kadang sedih selimuti rasa. Agar sabar menunggu, karena syukur membawa nikmat.

Gebyar Coban Sewu, gemercik air dahsyat. Niagaranya Jawa Timur. Indah jadi lukisan abadi. Ketika Coban Sewu Berbisik. 

Seperti Pesan semesta. Terngiang dalam deru air. Bahwa hidup ini pilihan. Bahwa hidup ini merdeka. Mantapkan hati, dua manusia.

Air jadi saksi. Bukan bisu, tapi simpan pesan alam. Menyatukan bilah bilah selisih. . Jadi panggung drama panorama. Saat berdua berdiri di depannya. Altar Panorama Coban Sewu.

Coban Sewu, 28 Agustus 2022

ditulis oleh Eko Irawan 

untuk seri Puisi Asmaraloka 14


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun