Menikmati Hidup dengan Menulis Puisi
Selamat datang di seri Sketsa Sam Oke #6, kali ini mengambil tema tentang menikmati hidup dengan menulis puisi. Proses menulis memang sebuah perjalanan menemukan jati diri.Â
Bisakah kita menikmati menulis sebagai sesuatu yang punya arti bagi kehidupan pribadi? Tentu sebuah kepuasan dan kebanggaan tersemat dalam diri pribadi.Â
Apa karya kita diapresiasi banyak pihak, terlebih dapat honorarium, tentu akan lebih menyenangkan. Namun belum memperoleh hal tersebutpun, ternyata menulis jadi hobby yang bikin ketagihan.Â
Jadi bingung sendiri jika paket data tiba tiba menipis, sementara ide lewat begitu deras mendatangi kita. Itu saya, tentu beda dengan pembaca sekalian. Bagi saya pribadi, menulis itu seperti nafas yang membuat hidup lebih hidup.
Menemukan passion Menulis
Sebagai penulis, kita memang ditantang untuk membuat tulisan yang ciamik. Bagi yang terikat sebagai jurnalis, tentu harus mengikuti pakem yang sudah digariskan. Dan itu wajib.Â
Kebetulan saya dipercaya untuk menulis di website SKPD dan Disana saya pernah memperoleh penghargaan sebagai pengelola website terbaik se kota dan saya harus membuat konten seputar kedinasan dan kegiatan lainnya. Tak hanya menulis, tapi juga harus belajar membangun websitenya yang berbasis wordpress.
Secara formal saya banyak belajar dari sana, namun ternyata saya belum mampu menemukan passion menulis. Dan passion menulis ini saya temukan di Kompasiana.Â
Diawal menulis di Kompasiana saya juga belum menemukan passion yang pas. Artinya proses menulis tersebut belum mampu jadi lahan nyaman untuk menikmati hidup. Tantangan mengeksplore diri inilah yang saya lakukan hingga saya menemukan digenre mana kenyamanan menulis ini saya dapatkan.
Genre Puisi jadi branding
Kemampuan Menulis artikel dengan tema aktual adalah semacam keharusan yang harus dimiliki oleh setiap penulis. Artikel tersebut harus punya makna bagi pembacanya. Selain terampil menulis, dia harus mampu menguasai seni fotografi dan membuat video yang mendukung liputannya.
Tantangan melengkapi fitur tulisan menjadi multimedia menuntut kita lebih banyak belajar meningkatkan kualitas diri. Upaya mengeksplore ini terus saya lakukan hingga pada akhirnya saya menemukan genre puisi sebagai branding kepenulisan saya di Kompasiana.
Bagi yang pingin tahu puisi puisi saya, bisa dibaca di link berikut ini
https://www.kompasiana.com/tag/puisi-eko-irawan
Seni menikmati Hidup dengan Menulis Puisi
Puisi bagi saya adalah konten yang lebih ekspresif, karena puisi menuntut penyusunan kata, ide dan estetika dalam bait bait singkat.Â
Bagi sebagian orang yang berkata menulis puisi itu gampang dan bisa dilakukan anak SD, saya hanya mengiyakan saja, karena yang berkata demikian, saya balik bertanya sudah berapa puisi yang dia buat dan tayang. Bagi saya membuat puisi lebih sulit dibanding membuat artikel bergenre lainnya.
Bagi saya menulis puisi itu sebagai cara saya pribadi menikmati hidup. Saya malah kesulitan menulis puisi jika diperintah, ditugaskan atau disuruh. Saya juga tak pakai banyak teori, yang penting menulis dan itu cara saya menikmati hidup. Dibikin simple tapi bermakna, seperti itulah yang saya lakukan selama ini. Dan dari situ saya menemukan bahagia.
Bagaimana cara saya menulis puisi? Saat ide lewat dan tertangkap pikiran, ternyata saya harus merubah ide tersebut dalam seni fotografi. Saya malah gagal membuat puisi jika cover foto dari puisi itu belum ada.Â
Saya harus membuat cover foto terlebih dahulu, baru menulis puisinya.
Foto cover dan puisi adalah satu paket yang menjadi satu kesatuan tak terpisah.
Berikut beberapa contoh cover puisi yang saya buat.
Bagaimana dengan anda? Tentu semua penikmat dan penulis puisi punya cara, dan puisi bagi saya adalah cara menikmati hidup agar lebih berkualitas.
Malang, 22 Agustus 2022
Ditulis oleh Eko Irawan
Untuk Seri Sketsa Sam Oke 6
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H