Genre Puisi jadi branding
Kemampuan Menulis artikel dengan tema aktual adalah semacam keharusan yang harus dimiliki oleh setiap penulis. Artikel tersebut harus punya makna bagi pembacanya. Selain terampil menulis, dia harus mampu menguasai seni fotografi dan membuat video yang mendukung liputannya.
Tantangan melengkapi fitur tulisan menjadi multimedia menuntut kita lebih banyak belajar meningkatkan kualitas diri. Upaya mengeksplore ini terus saya lakukan hingga pada akhirnya saya menemukan genre puisi sebagai branding kepenulisan saya di Kompasiana.
Bagi yang pingin tahu puisi puisi saya, bisa dibaca di link berikut ini
https://www.kompasiana.com/tag/puisi-eko-irawan
Seni menikmati Hidup dengan Menulis Puisi
Puisi bagi saya adalah konten yang lebih ekspresif, karena puisi menuntut penyusunan kata, ide dan estetika dalam bait bait singkat.Â
Bagi sebagian orang yang berkata menulis puisi itu gampang dan bisa dilakukan anak SD, saya hanya mengiyakan saja, karena yang berkata demikian, saya balik bertanya sudah berapa puisi yang dia buat dan tayang. Bagi saya membuat puisi lebih sulit dibanding membuat artikel bergenre lainnya.
Bagi saya menulis puisi itu sebagai cara saya pribadi menikmati hidup. Saya malah kesulitan menulis puisi jika diperintah, ditugaskan atau disuruh. Saya juga tak pakai banyak teori, yang penting menulis dan itu cara saya menikmati hidup. Dibikin simple tapi bermakna, seperti itulah yang saya lakukan selama ini. Dan dari situ saya menemukan bahagia.
Bagaimana cara saya menulis puisi? Saat ide lewat dan tertangkap pikiran, ternyata saya harus merubah ide tersebut dalam seni fotografi. Saya malah gagal membuat puisi jika cover foto dari puisi itu belum ada.Â
Saya harus membuat cover foto terlebih dahulu, baru menulis puisinya.
Foto cover dan puisi adalah satu paket yang menjadi satu kesatuan tak terpisah.
Berikut beberapa contoh cover puisi yang saya buat.