Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Sejarawan - Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Ayo Nulis untuk Abadikan Kisah, Berbagi Inspirasi dan Menembus Batas

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Gerimis Cinta Palagan Merdeka #2

11 Agustus 2022   14:59 Diperbarui: 11 Agustus 2022   23:30 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Mencintai itu karena paham sejarahnya. Bahwa perjuangan itu penuh pengorbanan, jiwa, raga dan tetesan air mata. Setelah merdeka, masih ada palagan merdeka yang harus dimerdekakan. Generasi Muda harus paham nasionalisme, cinta tanah air dan menjadi pejuang Era milenial yang bangga pada Nusa bangsanya. Cita cita mewujudkan Kampoeng Sedjarah di Kelurahan Sumbersari Kota Malang agar menjadi episentrum pusat literasi sejarah perjuangan menuju Malang kota Pejoeang bukanlah sekedar slogan kosong. Jauh hari, komunitas Reenactor Malang sudah mengawali sumbangsih nyata melalui metode Historical Reenactment. Bagaimana keseruannya, berikut ulasannya.

Mengenal Reenactor Malang

Sebagai generasi yang lahir setelah merdeka dan bukan saksi hidup dari peristiwa heroik perjuangan kemerdekaan, tentu ada sebuah tanya, bagaimana penerus bangsa ini mengisi kemerdekaan. Apa yang kami bisa. Ditengah kegalauan menjawab pertanyaan tersebut, lahirlah cikal bakal Reenactor Malang di sebuah barak bambu di belakang warung Barokah RT. 12 RW.1 Kelurahan Sumbersari Kota Malang. 2007 jadi titik awal membangun komunitas sejarah yang up to date dan penuh filosofi perjuangan. 

Mulailah tahapan pengalian literasi sejarah dengan belajar menggali sejarah seputar sumbersari dan malang raya pada umumnya. Keterlibatan Reeenactor dalam gelar Malang Tempo Dulu telah memberikan banyak wawasan hingga akhirnya kami jadi sahabat Museum bagi Museum Brawijaya Malang.
Pembuatan replika senjata era 1945 milik reenactor terinspirasi dari Museum Brawijaya, yang mana sebagai sahabat museum kami punya hak akses untuk turut membantu membersihkan area pamer museum Brawijaya. 

Giat kesejarahan mulai kami ikuti antara lain Napak tilas Turen Malang, Napak tilas Jendral Soedirman di Bajulan Kediri, kegiatan Parade Joeang Surabaya, peringatan Serangan Umum Jogjakarta hingga peringatan hari Joeang Kartika di Jakarta. Semua itu kami lakukan secara swadaya. 

Sejak 2017, babak baru Reenactor Malang dimulai karena menjadi Salah satu pemenang lomba Kampung Tematik di kota Malang. 17 Agustus 2017 jadi titik awal keberadaan museum Reenactor Malang dan dicita citakan menjadi pusat literasi sejarah ala Reenactor.

Ada suka, tentu ada duka. Semenjak Pandemi covid melanda bumi Pertiwi, geliat Kampoeng Sedjarah memang terpukul secara finansial, dimana kas komunitas mulai kosong karena hampir seluruh kegiatan bersifat kerumunan tidak bisa diselenggarakan. Hal duka ini memang pada akhirnya membatasi pergerakan kami selanjutnya. Bukannya kami tidak mau berpartisipasi, namun untuk Komunitas Reenactor ini memang unik. Selain berseragam ala pejuang, juga menenteng senjata replika era kemerdekaan. Saat membawa propertinya juga harus aman, karena membawa properti mirip senjata keluar museum terlalu riskan dan menimbulkan kecurigaan dengan pihak yang berwajib. Tuntutan beberapa pihak agar kami tampil memang sangat menarik, namun perlu dipahami kesulitan komunitas, terutama dalam upaya mengangkut properti secara aman. Hal ini kadang tidak dipahami pihak pengundang. Saatnya antar komunitas memiliki pengertian dan saling menghargai, sehingga kedepan mampu mengadakan event heroik dan spektakuler. Terlebih jika menampilkan reka ulang pertempuran membutuhkan beberapa jenis petasan dan itu semua tidak ada yang gratis dan dibutuhkan biaya untuk membelinya. Hal hal seperti ini kadang dianggap sepele dan diremehkan. 

Berikut contoh drama teatrikal di event parade Joeang Surabaya. Sangat menarik bukan?
https://youtu.be/q8hr1zXj5Xo


Giat seperti diatas membutuhkan kolaborasi lintas komunitas dan support dari pihak yang berwenang. Reenactor ini juga tumbuh dan berkembang di beberapa kota, dan untuk membuat event kolosal dibutuhkan beberapa hal yang memang kolosal juga. Semoga kelak malang juga punya event kolosal yang menjadi kebanggaan arek arek malang sebagai kota Pejuang.

Saatnya dimulai Sekarang

Salah satu pemantik awal adalah kegiatan 75 tahun peringatan Jalan Salak, yang diselenggarakan pada Minggu, 31 Juli 2022 kemarin. Bagaimana keseruannya, berikut liputannya
https://youtu.be/X7QqQQZHovA



Kami berterima kasih pada semua pihak yang telah mensupport demi suksesnya acara drama teatrikal tersebut. Semoga dilain waktu dan kesempatan ada giat yang lebih spektakuler lagi.
Sumbangsih Reenactor Malang dari Kampoeng Sedjarah ini terlaksana dengan kolaborasi intensif dengan beberapa pihak dan bersama artikel ini kami mengucapkan terima kasih.

Demikian semoga menginspirasi

Malang, 11 Agustus 2022
Ditulis oleh Eko Irawan
Untuk Seri Gerimis Cinta Palagan Merdeka #2

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun