Utopiaku. Sebuah hidup bahagia denganmu. Bersama buah hati, anak anakmu. Rasa cinta yang menyatu padu.
Utopiaku, itu dulu. Sekarang sudah luluh lantak jadi abu. Dipertahankan hanya drama palsu. Diakhiri, jadi Kenangan yang mengharu biru.
Jodoh itu indah saat sehati. Usaha bertahan sudah dilalui. Namun selisih Berulang kali terjadi. Jadi hancur tak bisa diperbaiki.
Cinta itu soal hati. Saat terluka tak bisa kembali. Mampukah bejana yang hancur bisa utuh lagi. Tak akan mampu menampung isi lagi.
Yang lalu telah jadi catatan. Kisah pahit penuh kemunafikan. Saatnya dilepaskan. Walau terbayang, tapi relakan. Jangan pernah simpan.
Kenangan yang memaksa. Harus akhiri segera. Berat jika diingat, seolah tak rela. Itu soal masa lalu, relakan untuk esok penuh bahagia.
Kenapa harus bertahan jika sakit. Jika tersiksa. Hanya utopia kosong penuh derita. Untuk apa pelihara kenangan yang memaksa. Cinta soal rasa, tak bisa dipaksa jika penuh drama. Untuk apa?
Malang, 22 Juli 2022
Ditulis oleh Eko IrawanÂ
Untuk Seri Puisi Hari ini #9
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H