Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Sejarawan - Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Ayo Nulis untuk Abadikan Kisah, Berbagi Inspirasi dan Menembus Batas

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kenangan yang Memaksa (Seri Puisi Hari ini #9)

22 Juli 2022   14:58 Diperbarui: 22 Juli 2022   14:59 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Utopiaku. Sebuah hidup bahagia denganmu. Bersama buah hati, anak anakmu. Rasa cinta yang menyatu padu.

Utopiaku, itu dulu. Sekarang sudah luluh lantak jadi abu. Dipertahankan hanya drama palsu. Diakhiri, jadi Kenangan yang mengharu biru.

Jodoh itu indah saat sehati. Usaha bertahan sudah dilalui. Namun selisih Berulang kali terjadi. Jadi hancur tak bisa diperbaiki.

Baca juga: Pandora Spes Nova 3

Cinta itu soal hati. Saat terluka tak bisa kembali. Mampukah bejana yang hancur bisa utuh lagi. Tak akan mampu menampung isi lagi.

Yang lalu telah jadi catatan. Kisah pahit penuh kemunafikan. Saatnya dilepaskan. Walau terbayang, tapi relakan. Jangan pernah simpan.

Kenangan yang memaksa. Harus akhiri segera. Berat jika diingat, seolah tak rela. Itu soal masa lalu, relakan untuk esok penuh bahagia.

Kenapa harus bertahan jika sakit. Jika tersiksa. Hanya utopia kosong penuh derita. Untuk apa pelihara kenangan yang memaksa. Cinta soal rasa, tak bisa dipaksa jika penuh drama. Untuk apa?

Malang, 22 Juli 2022

Ditulis oleh Eko Irawan 

Untuk Seri Puisi Hari ini #9

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun