Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Sejarawan - Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Ayo Nulis untuk Abadikan Kisah, Berbagi Inspirasi dan Menembus Batas

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Nuansa Citayam Hadir di Kajoetangan (Seri Sketsa Sam Oke #3)

21 Juli 2022   13:04 Diperbarui: 21 Juli 2022   13:09 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fenomena Fashion street di Citayam yang lagi viral, memang lagi menarik perhatian beberapa pihak. Fenomena sejenis sebenarnya sudah terjadi di banyak tempat, termasuk di  Kajoetangan Kota Malang. Sebagai ruang publik untuk warga Malang raya, Kajoetangan Heritage telah menjadi destinasi wisata yang dikunjungi banyak kalangan, termasuk para muda dengan style tak kalah dengan mereka yang nongkrong di Citayam. Di daerah, fenomena ini sudah lebih awal ada, cuma tak terliput oleh media Nasional, sehingga serasa ide itu jika sekarang dimunculkan di daerah, serasa latah dan tidak berkonsep. Seperti tukang contoh yang miskin inovasi. Semoga perkembangan ini mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi kreatif dan tumbuhnya industri garment yang mampu menampung banyak lapangan kerja. Produksi nasional juga akan meningkat jika muncul Citayam Citayam baru di seluruh Nusantara.

Ruang publik untuk warga masyarakat memang sangat dibutuhkan. Warga masyarakat akan menciptakan sendiri ruang publik untuk mereka mengeksplore inovasinya. Kerumunan kreatif untuk menampung inovasi ini bisa tiba tiba muncul dimanapun seperti yang terjadi di Citayam. Sepanjang hal tersebut masih dalam koridor yang tak melanggar aturan, tentu tak akan di grebek satpol PP atau pihak berwenang lainnya.

Fenomena Citayam memang sangat menarik di kaji. Dahulu kita pernah mengenal istilah lintas Melawai, hingga ada lagunya. Kenapa bisa terjadi seperti ini? Ternyata itu terjadi karena masyarakat butuh ruang publik. Ruang yang merdeka untuk berinovasi, berwisata dan menikmati indahnya kotanya masing masing.

Malioboro Jogja adalah contoh bagaimana pemerintah setempat memfasilitasi ruang publik yang menarik. Kajoetangan Heritage juga mengusung konsep yang sama agar warga Malang punya fasilitas ruang publik. 

Ruang publik ini di malang tidak hanya digagas di tingkat kota semata. Keberadaan kampung tematik di kota malang merupakan upaya kreatif mengangkat potensi kampung hingga memiliki kemanfaatan dari, untuk dan oleh masyarakat sendiri. Hal ini Bisa dilihat di Kampung Kajoetangan, kampung warna warni, Kampung Tridi, Kampung Sedjarah hingga kampung berkonsep budidaya ikan, di kampung Nila Slilir. Malang sudah menggagas tak hanya fashion show saja, tapi berbagai tema sudah diusung dan digagas masyarakat dari haritage, sejarah hingga budidaya. 

Fenomena Citayam akan jadi semacam pemantik bagi giat kampung tematik di kota malang. Semenjak pandemi melanda dimana sektor wisata terpukul habis, gaung kampung tematik kota malang serasa mati suri. Bangkit secara swadaya mandiri adalah pilihan bagi para pegiat kampung tematik jika ingin kaberadaan kampungnya tumbuh. Banyak kampung hanya menunggu dan menunggu bantuan. Sah sah saja, namun sampai kapan harus menunggu? Ini inovasi masyarakat sendiri, agar masyarakat punya ruang publik. Memang ada mekanisme pengajuan bantuan, tapi jika inovasi ini bersifat baru, akan sulit bagi pihak terkait untuk membantu karena tidak ada kode rekening yang sesuai untuk inovasi tersebut. Hal ini butuh mekanisme sangat panjang, dan yang lebih masuk akal untuk inovasi di daerah adalah swadaya seperti giat kawula muda di Citayam dan tentu partisipasi swasta dengan sponsor atau CSR nya. 

Bagaimana para pegiat Kampung tematik, apakah sudah ada ide gebrakan baru dan siap bersinergi lintas kampung? Ide ini sudah dimulai, namun baru dalam skala minimalis. Kajoetangan Haritage sebagai episentrum ruang publik sudah mulai menghadirkan nuansa Citayam hadir di kajoetangan. Malah ini lebih berwarna, karena ada musik, budaya dan kreatifitas lainnya. Mari kita tunggu dan perjuangkan bersama, ruang publik harus tumbuh dan mampu memberikan kesejahteraan bagi warga sekitarnya. Semoga.

Malang, 21 Juli 2022

Ditulis oleh Eko Irawan 

Untuk Seri Sketsa Sam Oke #3

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun