Akui aku kekasihmu. Aku ada untuk dirimu. Bukan janji palsu, bukan pula tipu tipu. Buktinya, aku berkorban untuk dirimu. Itu nyata dan memberi manfaat untukmu.
Apa itu akan kau ingkari. Cinta nyata tumbuh dihati. Walau kata tak terucap, tapi sikap jadi bukti. Buang ragumu, agar semakin mesra kisah ini. Karena aku dan kau, saling memiliki. Mari saling mengakui.
Bolehlah sementara backstreet saja. Mau bagaimana? Agar aku tak memaksa. Ingin cinta mesra. Dari pada galau, jalani saja. Kisah apa adanya. Romansa dua anak manusia.
Hubungan sembunyi. Seperti rahasia yang ditutupi. Sampai kapan hubungan ini tak diakui. Mari resmikan saja tali kasih ini. Agar tak jadi fitnah yang merugikan diri.
Memang ada yang belum selesai. Kendala diantara dua hati. Tapi bukti yang ada, kenapa harus diingkari. Kita berdua sudah sehati. Terus bersama hingga nanti.
Apa takut ketahuan? Takut pada siapa, toh aku siap jawaban. Kau pilihanku, pasti kuperjuangkan. Aku juga bukan sedang dolanan. Cinta ini bukan barang mainan. Takdir kita, berdua untuk disatukan.Â
Jalan Tebo Selatan, 17 Juli 2022
Ditulis oleh Eko Irawan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H