Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Sejarawan - Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Ayo Nulis untuk Abadikan Kisah, Berbagi Inspirasi dan Menembus Batas

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Inspirasi Buku 2: Belajar Sejarah dari Foto

7 Juni 2022   22:39 Diperbarui: 7 Juni 2022   22:40 507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisakah belajar sejarah dari foto? Itulah metode pembelajaran sejarah yang dikembangkan oleh Reenactor.

Reenactor adalah para pelaku metode pembelajaran sejarah dengan cara reka ulang berbasis life historical reenactment peristiwa peristiwa sejarah yang bisa menumbuhkan semangat kebangsaan, nasionalisme dan cinta tanah air.

Para Reenactor ini belajar sejarah otentik peristiwa seputar perang kemerdekaan dengan memakai kostum yang sesuai dengan peristiwa sejarah yang direka ulang. Pada hari peringatan peristiwa sejarah terjadi, para reenactor ini berkumpul membuat drama teatrikal peristiwa sejarahnya. Salah satunya event peringatan serangan umum 1 Maret di jogjakarta dan event hari pahlawan dengan parade juang di Surabaya.

Dalam reenactor dikenal istilah farb, yaitu hal hal yang tidak ada dalam bukti otentik sejarah tapi dipaksakan ada dan dianggap biasa saja untuk meramaikan event misal peringatan hari kemerdekaan.

Contoh event peringatan 17 Agustus. Untuk memeriahkannya digelar drama teatrikal. Yang jadi Belanda, memakai seragam TNI jaman now. Membawa senapan serbu bikinan Pindad. Pakai helm diberi stiker merah putih biru. Dalam metode pembelajaran sejarah Reenactor, hal itu dianggap farb. Logikanya demikian. Apakah ada bukti otentik tentara Belanda NICA memakai seragam TNI jaman now pada tahun 1945? Apa senapan serbu sudah diproduksi Pindad pada tahun 1945? Apa Belanda memakai helm diberi stiker merah putih biru?

Untuk alasan kemeriahan, hal tersebut bisa dimaklumi, tapi hal tersebut sama halnya mengaburkan fakta sejarah pada generasi muda, karena hal itu tidak ada bukti sejarah otentik terjadi di tahun 1945. Dan bukti otentiknya adalah pada foto.

Dalam Reenactor, foto sejarah adalah bahan kajian metodologi belajar sejarah. Di luar negeri, Reenactor merupakan rujukan utama pembuatan film berbasis sejarah. Film perang WW2 di Amerika dan Eropa melibatkan para reenactor dan disana hobby reenactor sudah jadi profesi yang menarik. Sementara di Indonesia, belum ada sineas yang tertarik secara profesional untuk melibatkan reenactor dalam produksinya. Padahal para reenactor ini totalitas belajar sejarah dengan merogoh kocek pribadi untuk import peralatan impresi Reenactornya. Bahkan di Malang, reenactor ini sudah membangun museum Reenactor Ngalam sebagai tempat rujukan belajar sejarah ala Reenactor. Untuk mengetahuinya lebih dalam bisa diakses melalui google dengan tag Reenactor Ngalam.

Belajar Dari Foto 

Foto sejarah otentik adalah sumber mengenali para pelaku sejarah lengkap dengan pakaian yang digunakannya pada masa kejadian dimaksud terjadi. Foto sejarah dewasa ini sangat mudah diakses melalui google. Salah satu buku legendaris untuk belajar sejarah adalah buku 30 tahun Indonesia merdeka.

Buku 30 tahun Indonesia merdeka. dokpri
Buku 30 tahun Indonesia merdeka. dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun