Pernahkah melihat aktivitas dari para Reenactor di sekitarmu? Mereka adalah Orang orang kekinian, berdandan nyleneh dengan memakai pakaian jadoel ala pejuang dan melakukan aktivitas dibidang kesejarahan.Â
Siapakah mereka? Tak Banyak yang tahu, apa dan siapa mereka. Bahkan istilah reenactor juga tidak dimengerti karena menggunakan bahasa asing. Artikel berikut mencoba menggali keberadaan Hobby reenactor, bagaimana kiprahnya dan untuk apa mereka melakukan hal seperti itu. Selamat membaca, semoga bermanfaat
Apa Itu Reenactor?
Dalam Kamus Online dari https://www.merriam-webster.com, Kata Reenactor diterjemahkan sebagai berikut :
reenactor
 noun
re*en*act*or | \ r--nak-tr  \
Definition of reenactor :Â a person who participates in reenactments of historical events
Jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berarti : seseorang yang berpartisipasi dalam pemeragaan peristiwa bersejarah.Â
Kegiatan utama dari Reenactor, secara harfiah adalah memperagakan ulang suatu peristiwa sejarah dimasa lampau untuk ditampilkan kembali di era sekarang.Â
Pemeragaan kembali atau reka ulang peristiwa sejarah disini, pada hakekatnya adalah sebuah metodelogi pembelajaran sejarah, tidak hanya penghobby reenactor sendiri, sebagai partisipan yang paham, tapi juga khalayak umum. Paradigma Pembelajaran sejarah dewasa ini, terkesan teksbook, hafalan dan sekedar seremonial.Â
Banyak generasi Muda kekinian yang tidak paham sejarah dan bahkan sama sekali tidak tahu dan tidak berminat dengan sejarah bangsanya sendiri. Banyak nilai positif pembentukan karakter kebangsaan bisa diusung melalui pembelajaran sejarah.
Jika Kimia dan Fisika Punya laboratorium, bagaimana dengan sejarah? Reenactor adalah laboratorium dari pembelajaran sejarah, agar peminat dan pemirsa bisa belajar langsung secara visual dan turut serta dalam sebuah seni peran Pembelajaran sejarah yang disebut drama teatrikal dan historical reenactment.
Apakah semua sejarah akan diperagakan Ulang?
Reenactor tetap berpegang teguh pada aturan perundang undangan yang berlaku dan berprinsip no political issue. Artinya hal hal yang dilarang dalam konvensi hukum Nasional, misal tentang Pelarangan Organisasi tertentu, maka oleh reenactor wajib diterjemahkan secara hati hati dan bijak, bahwa tidak semua Peristiwa sejarah bisa direka ulang dan ditampilkan kembali dalam sebuah pemeragaan ulang di era sekarang.Â
Reenactor akan menghindari hal hal berbau politik tertentu atau berafiliasi dengan kepentingan politik praktis, Karena tujuan dari Reenactor adalah pembelajaran sejarah yang membangun karakter building, Yaitu cinta tanah air, Nasionalisme dan bangga menjadi bagian suatu bangsa.
Di luar Negeripun, pemeragaan ulang ini juga memperhatikan aturan hukum dan dampak psikologis dari kegiatan reka ulang. Sebagai metode Pembelajaran, reenactor hanya mengangkat tema yang tidak melukai kepedihan tertentu dari syuatu peristiwa.Â
Makna Persatuan dan kesatuan tetap dijunjung tinggi. Belajar sejarah bukan untuk mencari musuh atau menghakimi sesuatu, tetapi hakekatnya adalah untuk membangun dan menjaga persatuan bangsa dan bangga menjadi bagian dari Kebesaran sejarahnya. Boleh jadi Reenactor hanya bermain di zona romantisme sejarah, namun pengembangan Reenactor tidak sekedar kangen tempo dulu belaka. Reenactor bukan komunitas kekunoan yang kangen jaman dulu, tapi terus bertransformasi agar sejarah punya makna bagi generasi mendatang.Â
ide ide inovatif terus dikembangkan, Untuk Reenactor Ngalam yang berdomisili di Kota Malang Jawa timur dan sudah berdiri sejak 2007, Reenactor sudah mengalami pengembangan, salah satunya dengan Musium Reenactor, Reenactor Menulis dan Taman Baca Reenactor. Tidak hanya foto foto impresi, tapi juga pengembangan film indie dokumenter sederhana yang dijadikan media pembelajaran. Â
Tidak hanya kumpul kumpul tanpa makna, tapi belajar bersama materi sejarah. Tidak hanya pintar dan paham sejarah sendiri, tapi juga berbagi pada para tamu musiumnya. Bahkan beberapa mahasiswa, menjadikan Reenactor sebagai inspirasi dari skripsinya.Â
Pembatasan Waktu dan fokus Pembelajaran Reenactor
Karena Reenactor itu berbentuk Komunitas Independen, maka tiap komunitas punya kebijakan sendiri. Untuk Reenactor Ngalam, fokus pada masa 1945 s/d 1949, yaitu seputar perang Kemerdekaan di Indonesia serta materi sejarah seputar Perang Dunia ke-2.Â
Rata rata Reenactor Indonesia berada di zona ini. Karena pada masa ini, Bangsa Indonesia bersatu padu mengusir penjajah. Sejarah setelah masa tersebut terlalu sensitif untuk diangkat, karena berbau konflik politis dan perseteruan sesama warga bangsa. Untuk Tujuan menumbuhkan nasionalisme sangat kurang tepat.
Tidak sembarangan Tampil suka suka dan Ngawur
Di dalam reenactor ada aturan otentik, yaitu sesuai dengan sejarahnya. misal, Pemakaian tanda jasa yang memenuhi seluruh bidang dada. Dalam Sejarah, adakah pejuang yang memakai bintang jasa seperti itu? Jika kisah yang diangkat 10 November 1945 di Surabaya, apakah para pejuang sudah memakai bintang jasa? Ternyata dalam foto foto sejarah tidak ada bukti Para laskar rakyat dalam palagan 10 November memakai bintang gerilya.Â
Tanda tersebut, dianugerahkan setelah masa damai. Jika tetap dipakai, bukan kesan gagah yang didapat, Â tapi malah dianggap ngawur, karena tidak paham sejarah otentik yang sebenarnya. Dalam Reenactor, sebelum Tampil harus paham sejarahnya dulu. Yaitu bagaimana berpakaiannya, perlengkapannya, senjatanya dan pernik pernik lainnya.
Reenactor itu ibarat guru sejarah yang mengajar sejarah pada khalayak umum. Jika gurunya ngawur, maka sang murid akan semakin  tidak paham sejarah dan melihat yang salah sebagai kebenaran. Sekalipun ini hobby suka suka, tapi pesan yang diusung Reenactor adalah sangat mulia, sebegai Pecinta negeri yang bangga menjadi bahagian dari bangsa Indonesia. Para reenactor ini adalah orang orang langka yang nyleneh.Â
Mereka memakai pakaian gombal amoh. Yaitu pakaian jadoel masa perjuangan. Banyak orang menilai, penampilan kuno seperti itu dianggap murahan. Tidak berkelas karena tidak trendy kekinian. Padahal jika Gombal amoh itu itu barang relik, artinya barang asli yang dulu dipakai para pejuang, nilainya sungguh berharga. Kenapa? ada nilai sejarahnya.
Apakah anda tertarik dengan hobby ini?
Terima kasih, semoga artikel ini bermanfaat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H