Mohon tunggu...
Irawan Setiya Widodo
Irawan Setiya Widodo Mohon Tunggu... Guru - Kepala Sekolah SDN 1 Nglawak Prambon

Saya seorang Kepala Sekolah di sebuah SD Negeri di Kabupaten Nganjuk. Ingin mencoba mengasah kemampuan menulis artikel, dan berbagi ilmu walaupun sedikit. Terimakasih

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 2.3

18 Maret 2023   20:54 Diperbarui: 18 Maret 2023   21:00 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Jurnal refleksi Dwi Mingguan adalah sebuah catatan jurnal dari CGP yang wajib ditulis oleh CGP setiap 2 minggu untuk merefleksikan kegiatan yang telah dialamai selama 2 minggu pembelajaran dari guru penggerak. Jadi kalai ini saya akan mencoba menuliskan refleksi kegiatan latihan selama 2 minggu ini khususnya dari modul 2.3 . Coaching Untuk Supervisi Akademik Dalam hal ini saya akan menggunakan metode 4F yang diprakrsai oleh Dr. Roger Greenway yang mencakup 4 F yaitu Facts, Feelings, Finding dan Future.

  1.  Fact (Fakta)

Alhamdulillahirabbil 'aalamiin  saya ucapkan terimakasih kepada Allah SWT karena atas karunia-Nya saya telah menyelesaiakan dan mempelajari modul 2.3 dengan bantuan Ibu Muara Suprapti sebagai fasilitator saya.

Pada Modul 2.3 ini saya mempelajari tentang Coaching Untuk Supervisi Akademik.

Pembelajaran dimulai dengan diri sendiri dengan mengidentifikasi pengetahuan, pengalaman, dan  keterampilan dirinya terkait coaching di konteks pendidikan yang ada pada modul 2.3, dengan dimulai membuat pertanyaan-pertanyaan reflektif sesi mulai dari diri:

  1. Selama menjadi guru, tentunya pembelajaran Anda pernah diobservasi atau disupervisi oleh kepala sekolah Anda. Bagaimana perasaan Anda ketika diobservasi?

  2. Ceritakan pengalaman Anda saat observasi dan pasca kegiatan observasi tersebut.

  3. Menurut Anda, bagaimanakah proses supervisi akademik yang ideal yang dapat membantu diri Anda berkembang sebagai seorang pendidik?

  4. Menurut Anda, jika Anda saat ini menjadi seorang kepala sekolah yang perlu melakukan supervisi, dimana posisi Anda sehubungan dengan gambaran ideal di atas dari skala 1 s/d 10? Situasi belum ideal 1 dan situasi ideal 10.

  5. Aspek apa saja yang Anda butuhkan untuk dapat mencapai situasi ideal itu?

Setelah Anda menjawab pertanyaan-pertanyaan reflektif, tuliskan harapan Anda terkait modul ini :

  1. Apa saja harapan yang ingin Anda lihat pada diri Anda sebagai seorang pendidik setelah mempelajari modul ini?

  2. Apa saja kegiatan, materi, manfaat yang Anda harapkan ada dalam modul ini?

Jawaban Pertanyaan-pertanyaan reflektif sesi mulai dari diri:

  1.  Perasaan sangat senang, termotivasi untuk berbuat lebih seperti saran dari kepala sekolah

  2. Pengalaman waktu supervisi kegiatan penilaian guru dan supervisi rutin setiap bulan. Lumayan menarik dan menyenangkan karena ada kritikan yang membangun supaya lebih baik lagi kedepannya. Setelah pasca supervisi saya melengkapi apa yang masih kurang khususnya administrasi.

  3. Supervisi Akademik yang ideal adalah supervisi yang menunjukkan kekurangannya,menunjukkan kelebihannya dan kritikan serta solusi bagi yang di supervisi. Lebih baik juga diberikan contoh-contohnya.

  4. Gambaran belum ideal bila supervisi tersebut hanya menyalahkan tanpa ada solusi.  Situasi ideal adalah supervisi yang memberikan kritikan dan solusi atas permasalahan yang dihadapi disertai dengan memberikan contoh nyatanya. Guru dan kepala sekolah memiliki hubungan yang harmonis setelah adanya supervsi.

  5. Melakukan pembicaraan pra observasi, melaksanakan observasi, melakukan analisis dan menentukan strategi, melakukan pembicaraan tentang hasil supervisi, dan melakukan analisis setelah pembicaraan 

 

2. Feeling ( Perasaan)

Selama kurang lebih dua minggu  mempelajari modul 2.3, banyak sekali hal yang  dirasakan. senang, sedih, bahagia, semua bercampur aduk dengan keinginan dan tekad yang kuat untuk dapat menyelesaikan Program Guru Penggerak ini. Keseluruhan perasaan tersebut saya ibaratkan juga dengan apa yang dialami oleh murid-murid saya.

Pembelajaran di awali dengan mempelajari apa yang dimaksud dengan coach, coachee, bagaimana cara menjadi coach yang baik, apa saja yang perlu disiapkan sebelum dan selama menjadi coach. 

Banyak ilmu Pengetahuan  yang saya dapatkan selama menjalani proses ini, bagaimana menjadi guru yang dapat menjadi coach bagi muridnya, menjadi coach bagi rekan sejawatnya dan bagaimana menjadi kepala sekolah yang dapat menjadikan coach sebagai supervisi akademik untuk kemajauan pendidikan.

3. Findings ( Pembelajaran)

Konsep Coaching secara Umum

Coaching didefinisikan sebagai sebuah proses kolaborasi yang berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis, dimana coach memfasilitasi peningkatan atas performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri, dan pertumbuhan pribadi dari coachee (Grant, 1999). Sedangkan Whitmore (2003) mendefinisikan coaching sebagai kunci pembuka potensi seseorang untuk untuk memaksimalkan kinerjanya. Coaching lebih kepada membantu seseorang untuk belajar daripada mengajarinya. 

Selain coaching, ada beberapa metode pengembangan diri yang lain yang bisa jadi sudah kita praktikan selama ini di sekolah yaitu mentoring, konseling, fasilitasi dan training.  Agar lebih memahami konsep coaching secara lebih mendalam, ada baiknya kita juga menyelami perbedaan peran coaching dengan metode-metode pengembangan diri tersebut. Untuk mengetahui perbedaan peran tersebut, mari kita simak terlebih dahulu definisi dari masing-masing metode pengembangan diri tersebut:

1. Definisi mentoring

Stone (2002) mendefinisikan mentoring sebagai suatu proses dimana seorang teman, guru, pelindung, atau pembimbing yang bijak dan penolong menggunakan pengalamannya untuk membantu seseorang dalam mengatasi kesulitan dan mencegah bahaya. Sedangkan Zachary (2002) menjelaskan bahwa mentoring memindahkan pengetahuan tentang banyak hal, memfasilitasi perkembangan, mendorong pilihan yang bijak dan membantu mentee untuk membuat perubahan.

2. Definisi konseling

Gibson dan Mitchell (2003) menyatakan bahwa konseling adalah hubungan bantuan antara konselor dan klien yang difokuskan pada pertumbuhan pribadi dan penyesuaian diri serta pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Sementara itu, Rogers (1942) dalam Hendrarno, dkk (2003:24), menyatakan bahwa konseling merupakan rangkaian-rangkaian kontak atau hubungan secara langsung dengan individu yang tujuannya memberikan bantuan dalam merubah sikap dan tingkah lakunya.

3. Definisi Fasilitasi

Shwarz (1994) mendefinisikan fasilitasi sebagai sebuah proses dimana seseorang yang dapat diterima oleh seluruh anggota kelompok, secara substantif berdiri netral, dan tidak punya otoritas mengambil kebijakan, melakukan intervensi untuk membantu kelompok memperbaiki cara-cara mengidentifikasi dan menyelesaikan berbagai masalah, serta membuat keputusan, agar bisa meningkatkan efektivitas kelompok itu.

4. Definisi Training

Training menurut Noe, Hollenbeck, Gerhart & Wright (2003) merupakan suatu usaha yang terencana untuk memfasilitasi pembelajaran tentang pekerjaan yang berkaitan dengan pengetahuan, keahlian dan perilaku oleh para pegawai. 

Coaching dengan alur TIRTA

Coaching dengan alur TIRTA memiliki alur Tujuan,Identifikasi, Rencana Aksi dan Tanggung jawab .

Kompetensi inti coaching:

  1. Kehadiran Penuh/Presence

  2. Mendengarkan Aktif

  3. Mengajukan Pertanyaan Berbobot

 Demikian Jurnal refeleksi modul 2.3, Wassalamm, semangat guru penggerak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun