Mohon tunggu...
Irawan Setiya Widodo
Irawan Setiya Widodo Mohon Tunggu... Guru - Kepala Sekolah SDN 1 Nglawak Prambon

Saya seorang Kepala Sekolah di sebuah SD Negeri di Kabupaten Nganjuk. Ingin mencoba mengasah kemampuan menulis artikel, dan berbagi ilmu walaupun sedikit. Terimakasih

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

1.1.a.8 Koneksi Antar Materi dan Kesimpulan Modul 1

8 November 2022   10:05 Diperbarui: 8 November 2022   10:12 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesimpulan dan Refleksi Pengetahuan dan Pengalaman baru yang dipelajari dari pemikiran Ki Hadjar Dewantara 

Ki Hajar Dewantara lahir pada tanggal 2 Mei 1889 – 28 April 1959; nama asal: Raden Mas Soewardi Soeryaningrat . Merupakan bangsawan Jawa yang di lahirkan di Yogyakarta. Beliau sangat peduli tentang pendidikan bangsa Indonesia. Sewaktu zaman kolonialisme Belanda pendidiak tidak diizinkan untuk orang pribumi, atau dibatasi hanya untuk kalangan bangsawan. Ki Hajar Dewantara pemikirannya dijadikan rujukan utama untuk pendidikan di Indonesia. Dikenal juga sebagai Bapak Pendidikan, Ki Hajar Dewantara ide idenya dijadikan pakem dasar pendidikan di Indonesia.

Ada 3 Pokok Pemikiran Ki Hajar Dewantara untuk pendidikan di Indonesia :

  1. Pendidik merupakan seorang penuntun/Among

Maksudnya pendidik sebagai seorang penuntun adalah pendidik menuntun anak menuju kodrat nya, pendidik juga  berperan sebagai fasilitator, menyediakan ruang bagi anak untuk berkembang, mendampingi anak dalam belajar, mengarahkan anak apabila dirasa tidak sesuai dengan norma-norma. Pendidik tidak berceramah,tidak menggurui, tapi hanya mendampingi anak untuk berproses dalam belajar. Pendidik memberikan sebuah klue-klue atau pancingan supaya anak menjadi termotivasi untuk memacahkan masalah tersebut.

Tugas seorang pendidik adalah menuntun seorang anak agar mendapatkan kebahagiaan sesuai dengan kodrat alam dan kodat zaman.

  • Kodrat Alam adalah lingkungan tempat tinggal, budaya, wilayah, geografis seorang anak tersebut.

Seorang pendidik dalam mendidik anak harus memperhatikan kodrat alam anak tersebut. Misalnya, anak yang tinggal di pantai harus dididik berdasarakan lingkungan pantai, anak yang di pegunungan cara mendidiknya tidak sama dengan anak yang tinggal di daerah tepi pantai. Anak yang tinggal di daerah pedesaan cara mendidiknya tidak sama dengan anak yang tinggal di perkotaan, dan seterusnya.

  • Kodrat zaman adalah kondisi  masa/era seorang anak dalam menerima pendidikan. 

kondisi era/masa dari tahun ke tahun cepat berubah dan tidak sama dalam menyikapi untuk mendidik seorang anak. Misalnya anak yang hidup pada zaman awal kemerdekaan belum mengenal laptop, handphone dan gadget yang lain. Tetapi anak sekarang, usia 6 tahun saja sudah mengenal dan dapat mengoperasikan handphone. Maka mendidik seorang anak harus disesuaikan dengan zamannya agar anak tidak tertinggal dengan keamajuan dan perubahan zaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun