Disaat pandemi berlangsung seperti ini pemerintah terus memberikan bantuan sosial (bansos) terhadap masyarakat, kali ini Pemprov DKI Jakarta dalam penyaluran tahap kedua.
"Rata-rata warga dapat bansos tahap kedua ini. Kalau bicara data, tentu saja ada yang kurang," kata Salahuddin, Minggu (17/5). Ada 90 orang warga yang akan menerima bansos dari pemprov Dki jakarta.
Disaat pembagian bansos dilakukan masih ada warga enggan menerima bantuan tersebut, Kali ini sangat mencuri perhatian saya saat pagi ini saya membaca disebuah laman media indonesia,Â
masih ada saja masyarakat yang enggan untuk menerima bantuan sosial, lalu timbul pertanyaan bagi diri pribadi saya, kenapa ditengah pandemi ini masih ada masyarakat yang tetap menolak bansos? padahal bansos sangat dibutuhkan sebagai pasokan makanan di tengah pandemi ini.
Ungkap "camat cakung Achmad salahuddin Mengatakan ada warganya dari dua Rw pulogebang yang enggan menerima bantuan sembako, mereka mengambalikan atas dasar alasan mereka orang mampu,
Penolakan itu mereka lakukan dengan cara lembut, selembut kapas, seputih susu, sebening air, sungguh luar biasa. Dari sikap dan pernyataan dari dua warga pulogebang patut mendapatkan apreasi,
karena ditengah pandemi saat ini mereka menolak untuk mendapatkan sembako yang diberikan oleh pihak pemprov Dki jakarta  hal ini mereka lakukan bukan hanya semata untuk sombong,Â
bahkan ria tetapi mereka lakukan hal ini mereka sadar masih banyak masyarakat dan warga yang belum mendapatkan bantuan tersebut, selain itu saya menyakini bahwa prilaku terpuji masyarakat tersebut ingin berbagi kebahagian dengan masyarakat lainya,Â
mereka tidak ingin melihat masyarakat lainya termenung dan terpuruk saat situasi seperti ini tanpa adanya bantuan, sungguh luar biasa. Padahal dalam pemeberian sembako kali ini
Lebih teroganisir dari pemeberian sembako tahap pertama, contohnya saja dalam waktu pemberian sembako kali ini lebih tepat waktu dari pada tahapan pertama.
Pemberian sembako sangat efektif, tepat, dalam pemberian sembako ini kepada masyarakat, walaupun  ada masyarakat yang menolak tidak apa-apa kita harus bisa menghargai argumentasi dari mereka.
Menurut salahuddin menilai bansos tahapn kedua lebih baik ketimbang bansos tahap pertama, diketahui paket sembako tersebut berupa 10 Kg, sarden 4 kaleng, minyak goreng 2 liter, kecap manis, terigu 1 kilogram, mie bihun,Â
sabun mandi, dan ada biskuit kaleng 1 buah. Tidak ada uang tunai. Jika ditotal dengan ongkos pengiriman, mencapai Rp300 ribu per paket sembako(mediaindonesia).
hal ini tentunya sangat baik dicontoh dan ditiru mengngiat banyak sekali warga dan masyarakat sampai saat ini belum mendapatkan bansos dari pemerintah.
Andaikan saja masyarakat kita yang ada dinegeri mempunyai jiwa yang toleransi yang kuat seperti dua warga diatas saya yakin sampai saat ini masyarakat yang belum mendapatkan bansos pasti akan mendapatkan bantuan tersebut.
Namun dalam hal ini pihak pemprov dki jakarta  harus meneliti lagi tentang data penerimaan bansos tersebut, takutnya jika tidak teliti dalam menguptade data tersebut bansos akan  tidak tepat sasaran dan efisien terhadapap masyarkat,
Dalam hal ini pemprov harus meggandeng jajaran pemerintahan desa seperti rt/rw serta jajaran lainya, hal ini berguna agar sembako yang dibagikan sesuai dengan penerimanya, dan tepat penerimanya.
semoga dengan adanya kejadian seperti ini kita lebih sadar bahwa kepedulian antar sesama sangat lah penting dan beharga.
salamÂ
IA
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H