Membangun mentalitas anak kearah yang posiif sesungguhnya harus dilakukan sejak usia dini. Dalam teori Jean Piaget (1) mengatakan bahwa anak pada usia 0- 2 tahun anak sudah mampu mulai menyerap informasi-informasi baru dengan cepat dan kemampuan berpikirnya sudah mulai terbangun. Segala bentuk ucapan dan perilaku yang ditunjukkan oleh orang tua atau orang yang ada disekitar anak akan sangat cepat diterima dan bahkan bisa tertanam di dalam fikiran anak.
Dewasa ini, kebiasaan masyarakat Indonesia, utamanya orang tua adalah ketika seorang anak terjatuh dan menangis, maka orang tua akan segera menenangkan anak dengan mengatakan “ batunya nakal”, “ups, tadi ada kodok nakal”, dan berbagai kata-kata yang lainnya yang berorientasi pada segala ucapan yang menyalahkan pihak lain yang tidak bersalah. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara dengan Ilmam Fakhri(2), yang mengatakan bahwa dengan mengucapkan hal tersebut, anak akan segera diam. Padahal sesungguhnya, dengan sering mengucapkan kalimat tersebut sesungguhnya akan sangat berdampak besar bagi perkembangan mentalitas dan kepribadian anak. Anak akan memiliki pola fikir kelak saat dewasa akan sangat cenderung menyalahkan orang lain, anak akan memiliki sifat egois dan tidak ingin disalahkan. Kenapa bisa demikian? hal ini dikarenakan anak akan terbiasa mendengarkan kata –kata yang berorientasi pada menyalahkan pihak lain, padahal ketika anak terjatuh, subyek yang disalahkan adalah benda mati atau subyek yang tidak ada ketika anak terjatuh.
Oleh karenanya, sudah sepatutnya menggunakan kata-kata tersebut harus dihilangkan dan diganti dengan kata-kata yang dapat membentuk pribadi anak untuk mandiri dan tegar, misalnya “ ayo bangun, harus kuat gak boleh nangis”. Sehingga diharapkan anak akan memiliki mentalitas yang jauh lebih baik ketika dewasa. Orang tua sebagai pihak yang paling utama, sudah sepatutnya mulai berpikir realistis demi perkembangan buah hatinya ke arah yang lebih baik.
Daftar Pustaka
- https://ninamath.wordpress.com/teori-belajar-jean-piaget.html/ diakses 28 April 2016
- Wawancara dengan Ilmam Fakhri, di FKIP Unram, 28 April 2016.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H