Mohon tunggu...
Irawan Saputra
Irawan Saputra Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hindari Penggunaan Kalimat “Batunya Nakal” Ketika Anak Terjatuh

28 April 2016   14:51 Diperbarui: 28 April 2016   15:26 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Membangun mentalitas anak kearah yang posiif sesungguhnya  harus dilakukan sejak usia dini. Dalam teori Jean Piaget (1) mengatakan bahwa anak pada usia 0- 2 tahun anak sudah mampu  mulai menyerap informasi-informasi baru dengan cepat dan kemampuan berpikirnya sudah mulai terbangun. Segala bentuk ucapan dan perilaku yang ditunjukkan oleh orang tua atau orang yang ada disekitar anak akan sangat cepat diterima dan bahkan bisa tertanam di dalam fikiran anak.

Dewasa ini, kebiasaan masyarakat Indonesia, utamanya orang tua adalah ketika seorang anak terjatuh dan menangis, maka orang tua akan segera menenangkan anak dengan mengatakan “ batunya nakal”, “ups, tadi ada kodok nakal”, dan berbagai kata-kata yang lainnya yang berorientasi pada segala ucapan yang menyalahkan pihak lain yang tidak bersalah. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara dengan Ilmam Fakhri(2), yang mengatakan bahwa dengan mengucapkan hal tersebut, anak akan segera diam. Padahal sesungguhnya, dengan sering mengucapkan kalimat tersebut sesungguhnya akan sangat berdampak besar bagi perkembangan mentalitas dan kepribadian anak. Anak akan memiliki pola fikir kelak saat dewasa akan sangat cenderung menyalahkan orang lain, anak akan memiliki sifat egois dan tidak ingin disalahkan. Kenapa bisa demikian? hal ini dikarenakan anak akan terbiasa mendengarkan kata –kata yang berorientasi pada menyalahkan pihak lain, padahal ketika anak terjatuh, subyek yang disalahkan adalah benda mati atau subyek yang tidak ada ketika anak terjatuh.

Oleh karenanya, sudah sepatutnya menggunakan kata-kata tersebut harus dihilangkan dan diganti dengan kata-kata yang dapat membentuk pribadi anak untuk mandiri dan tegar, misalnya “ ayo bangun, harus kuat gak boleh nangis”. Sehingga diharapkan anak akan memiliki mentalitas yang jauh lebih baik ketika dewasa. Orang tua sebagai pihak yang paling utama, sudah sepatutnya mulai berpikir realistis demi perkembangan buah hatinya ke arah yang lebih baik.

Daftar Pustaka

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun