Mimpi buruk atau menyeramkan tentu saja menakutkan, tapi perasaan takut bukanlah satu-satunya jenis emosi yang bermain dalam mimpi buruk. Sebuah penelitian baru-baru ini terhadap 331 orang menemukan bahwa banyak mimpi buruk ternyata diakibatkan oleh rasa kegagalan, ketakutan, kebingungan, kesedihan, dan rasa bersalah. Para peneliti juga menemukan bahwa pria berkecenderungan memiliki mimpi buruk seputar kekerasan atau serangan fisik, sedangkan mimpi buruk perempuan biasanya seputar konflik dalam hubungan.
8).Mimpi kita tidaklah aneh, sampai kita menyebutnya "aneh"
Misalkan kita bermimpin bermain kartu dengan seekor tupai raksasa, Ratu Inggris, dan boneka Teddy Bear. Mimpi seperti ini tidaklah aneh. Mimpi tersebut mendapat predikat aneh hanya setelah orang terbangun dan mengatakan bahwa mimpi itu aneh. Sebenarnya tidaklah demikian, dan tidak bisa dibandingkan. Membandingkan keanehan dalam mimpi dengan keanehan dalam dunia nyata seperti membandingkan menu makan di dua negara dengan budaya berbeda, satu sama lain menggangapnya aneh. Nah, jika sudah muncul ketidakanehan yang kita anggap aneh itu dalam mimpi kita, mungkin itulah saatnya kita membuka-buka buku tentang tafsir sejuta mimpi.
9). Kita bisa mati dalam mimpi, dan akan tetap hidup kemudian di dunia nyata untuk menceritakan kisahnya
Banyak orang mengatakan sesuai mitos yang sangat dipercaya bahwa mengalami kematian dalam mimpi, berarti kita benar-benar mati. Nah, mitos itu tidak ada kebenarannya sama sekali. Jadi jika ada kesempatan untuk mati dalam mimpi, lanjutkan saja, akan menjadi suatu pengalaman yang menarik untuk diceritakan saat bangun nanti.
Mungkin fakta-fakta di atas kurang sejalan dengan pemahaman sebagian dari kita tentang arti mimpi, terutama bagi yang menganggap mimpi lebih dari sekedar bunga tidur saja. Tapi pengetahuan tidaklah merugikan, dan terungkapnya beberapa fakta tentang mimpi seperti dijabarkan di atas, yang didasarkan pada penelitian ilmiah modern, akan dapat membantu kita memahami arti mimpi kita yang sesungguhnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H