[caption id="attachment_332661" align="aligncenter" width="519" caption="Sel-sel darah merah. Ilustrasi: Wikimedia Commons/National Cancer Institute/Donald Bliss"][/caption]
Bagi penggemar film action-horror yang berisi kisah para vampir, tentu pernah mengenal konsep blood factory (pabrik darah), yaitu suatu pabrik yang memproduksi darah manusia secara sintetis. Dalam film Underworld, misalnya, Selene sang vampir menceritakan kepada Michael Corvin (manusia) bahwa kaum vampir telah memiliki sebuah perusahaan farmasi besar bernama Ziodex Industries, yang memproduksi darah sintetis, sehingga para vampir tidak perlu lagi mengisap darah manusia atau binatang, yang dapat mengungkapkan kehadiran mereka, tetapi cukup mengkomsumsi darah sintetis tersebut, dan produk tersebut bahkan juga dijual bebas ke umum.
Dan khayalan fiksi tentang darah sintetis itu sekarang telah menjadi kenyataan.
Sebuah tim riset yang didanai oleh Yayasan Welcome Trust berupa Strategic Award senilai £5 juta, telah berhasil menciptakan sel darah merah sintetis di laboratorium. Tim riset ini merupakan sebuah konsorsium yang dipimpin oleh The Scottish National Blood Service (SNBTS) , mencakup anggota Universities of Glasgow, Edinburgh and Loughborough, NHS Blood and Transplant, the Irish Blood Transfusion Service, Roslin Cells Ltd, the Cell Therapy Catapult, dan turut berkolaborasi didalamnya adalah the Universities of Bristol and Cambridge.
"Meskipun penelitian serupa telah dilakukan di tempat lain, ini adalah pertama kalinya ada darah sintetis yang telah diproduksi dengan standar kualitas dan keselamatan yang sesuai untuk transfusi ke manusia," kata Prof Marc Turner, Principal Investigator tim riset dari University of Edinburgh, kepada The Telegraph.
Tim riset menggunakan sel-sel punca berupa induced Pluripotent Stem (iPS) cells, yaitu sel-sel yang diambil dari tubuh manusia dewasa (somatic cell)Â dan direkayasa secara genetik menjadi sel punca. Pertama-tama tim riset membuat sel-sel punca tersebut menjadi sebuah mesoderm - salah satu lapisan tubuh pada embrio yang membuat hal-hal seperti otot, tulang dan darah - dan kemudian merubahnya menjadi sel-sel darah. Kemudian tim harus membuat sel-sel darah tersebut berkembang menjadi secara khusus menjadi sel darah merah dan akhirnya membuatnya mengeluarkan inti dan menjadi dewasa sepenuhnya seperti seharusnya.
Transfusi saat ini dimungkinkan oleh program donor darah, namun persediaan darah terkadang tidak mencukupi di banyak negara di seluruh dunia. Ketersediaan darah yang sesuai pada saat situasi sedang gawat-darurat sering menjadi masalah besar. Donor darah juga membawa berbagai masalah termasuk risiko penularan infeksi penyakit, potensi ketidakcocokan dengan sistem kekebalan tubuh penerima, dan potensi kandungan zat bes yang berlebihan. Darah sintetis, dengan standar keamanan dan keselamatan yang tinggi, akan dapat mengeliminasi semua masalah tersebut.
Hasil penemuan tim riset ini akan diujicobakan pada manusia dalam tiga tahun mendatang. Para sukarelawan penerima darah sintetis ini merupakan pasien penderita Thalassaemia, suatu penyakit kelainan darah yang memerlukan transfusi rutin. Perilaku sel darah sintetis tersebut kemudian akan dipantau.
"Sel-sel tersebut akan aman," kata Prof. Marc Turner kepada The Telegraph, menambahkan bahwa ada proses di mana sel-sel dapat dihapus.
Walau ini adalah suatu langkah besar dalam bidang rekayasa medis, masih ada masalah nantinya dengan produksi massal secara industri yang juga menguntungkan secara ekonomis. Setiap kantong transfusi darah memiliki sekitar dua triliun sel darah merah di dalamnya, dan ini adalah jumlah yang sangat tinggi untuk dibuat di laboratorium. Tapi ini tentu masalah engineering, yang biasa mengikuti suatu penemuan ilmiah, yang akan dapat dipecahkan nantinya.
Dan mungkin akan muncul juga pertanyaan tentang etika, apakah layak darah diperjualbelikan, walaupun itu darah sintetis. Tapi jika kita melihat kenyataan, walaupun donor darah dilakukan dengan sukarela, tapi tetap ada biaya yang dibebankan untuk proses pengambilan dan penyimpanannya, sebelum ditransfusikan kepada penerima. Jadi darah dari donor manusia juga sebenarnya tidaklah gratis, selain ada kekurangannya sebagaimana telah disebut di atas.
Yang jelas, ada potensi besar untuk menggantikan penyediaan darah dari donor manusia dengan darah sintetis, dengan persediaan yang bisa dikatakan tak terbatas, dengan standar keamanan dan keselamatan yang tinggi, walaupun perwujudannya masih harus menunggu beberapa tahun lagi.
Sumber : The Telegraph, Forbes, Wellcome Trust, University of Glasgow, Popular Science
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H