Mohon tunggu...
Irawan
Irawan Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Pelahap informasi...

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Jonathan Stroud dan Para Pemburu Hantu dari Lockwood & Co

28 Mei 2014   05:23 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:02 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1401202661364180211

[caption id="attachment_338704" align="aligncenter" width="238" caption="Gambar: gramediapustakautama.com"][/caption]

The Bartimeaus Trilogy, yang terdiri dari 3 judul yaitu The Amulet of Samarkand (2003), The Golem's Eye (2004), dan Ptolemy's Gate (2005), yang sangat memikat dalam menceritakan kekonyolan dan kekocakan spirit Jin bernama Bartimeaus dengan latar belakang dunia alternatif masa kini yang dikuasai para penyihir, disusun oleh Jonathan Stroud (44) dari Inggris. Sihir dalam dunia Bartimeaus ini lain sekali sifatnya dengan dunia Harry Potter, karena para penyihirnya tidaklah mempunyai kekuatan tertentu, tetapi semata-mata mengandalkan kekuatan alamiah dari para spirit Dunia Lain (Other Place). Dengan bekal penguasaan atas kekuatan para spirit itu (yang lebih mirip dengan sistem perbudakan), para penyihir dapat menguasai pemerintahan dan juga parlemen, serta menjadi golongan masyarakat tingkat atas yang mengendalikan masyarakat biasa (commoners). Trilogy tersebut kemudian dilanjutkan dengan prequel The Ring of Solomon (2010).  Banyak timbul pertanyaan dari penggemar, apakah seri Bartimeaus ini akan dilanjutkan setelah prequel tersebut, namun nampaknya tidak karena Stroud sedang sibuk dengan kreativitas baru ciptaannya, para pemburu hantu.

Ketika terbit edisi Bahasa Indonesia buku Stroud terbaru yaitu The Screaming Staircase (2013) dan tersedia berjajar di rak toko buku, buku tersebut sempat terlihat namun pada mulanya tidak dilirik. Bayangkan, terjemahannya menjadi Undakan Menjerit, sangat biasa, janggal, dan tidak menarik. Namun ketika melihat nama penulisnya, tak ayal lagi timbul minat untuk mengetahui isi buku tersebut. Memang, nama pengarang menjadi salah satu daya tarik sebuah buku. Dan ternyata memang isinya sangat menarik.

The Screaming Staircase menceritakan sebuah dunia baru lagi, jauh berbelok dari fantasi spirit Bartimeaus. Kali ini tentang ghost (hantu). Bukan hantu-hantu seperti yang kita kenal, yang suka menakut-nakuti manusia, atau merasukinya. Ini hantu-hantu yang berbeda. Hantu-hantu tersebut bisa membunuh.

Hantu telah menjadi semacam wabah dalam 50 tahun terakhir. Tidak jelas kenapa, tiba-tiba bermunculan hantu-hantu dalam berbagai wujud dan menteror seisi kota. Banyak bermunculan kasus-kasus bermandikan darah sehubungan dengan penampakan hantu, yang selanjutnya disebut sebagai Pengunjung. Masyarakat pun panik, dan lambat laun mulai menyesuaikan diri supaya tetap aman dan bisa menerima kehidupan yang berbeda karena wabah tersebut. Jam malam diberlakukan, lentera-hantu (memancarkan magnesium) dipasang di sudut-sudut kota, ladam kuda ditempel di pintu rumah, pembangunan saluran air mengalir mengelilingi bangunan, jendela yang digantungi lavender, penjualan bubuk garam dan besi semakin marak. Ya, memang dunia yang tak terbayangkan dapat terjadi di abad modern ini.

Kondisi ini membuka bisnis baru, yaitu agensi para pengusir hantu, yang dikontrol oleh organisasi pemerintah DEPRAC. Para operatif agensi memburu hantu dengan berbagai persenjataan, utamanya adalah Rapier (pedang tipis bermata ganda) yang dilapisi besi dan perak, lalu ada bom garam, serbuk besi, flare (suar), rantai besi, dan bermacam-macam alat lainnya. Ini merupakan pekerjaan berbahaya, karena nyawa taruhannya. Sesuai Manual Fittes, tujuan utama operatif dalam memburu hantu adalah mencari Sumber, yang bisa berupa mayat, kerangka/tulang, atau artifak/benda tertentu, yang menjadi semacam pengikat Pengunjung dengan dunia ini. Hancurkan Sumber, maka Pengunjung akan dikalahkan, alih-alih berusaha keras bertempur mengalahkan si Pengunjung itu sendiri. Dan ketika tidak sanggup mengatasi Pengunjung tipe tertentu, yaitu Tipe Dua yang berjenis Spectre, Phantasm, atau Wraith, sebaiknya operatif mundur dan melarikan diri. Sudah banyak para operatif yang menemui ajal karena kurangnya persiapan dan ketidaktahuan mereka tentang apa Pengunjung yang akan dihadapi.

Tidak semua orang bisa menjadi operatif. Biasanya mereka adalah para remaja yang sensitif terhadap keberadaan Pengunjung. Dibutuhkan bakat tertentu seperti Daya Lihat, Daya Pandang, dan Daya Sentuh. Kesemua bakat tersebut tidak harus ada, tapi biasanya salah satu bakat menguat pada diri seorang operatif. Bakat-bakat ini akan memudar seiring usia, sehingga para operatif dewasa tidak bisa lagi terjun langsung dalam pertempuran dan biasanya akan bertindak sebagai pengawas bagi para operatif remaja.

The Screaming Staircase menceritakan petualangan salah satu agensi kecil pemburu hantu, yaitu Lockwood & Co, dikomandani oleh Anthony Lockwood, dengan dua anggotanya Lucy Carlyle dan George. Mereka semua masih remaja, tanpa seorang senior sebagai pengawas. Agensi Lockwood & Co nyaris bubar karena harus membayar denda luar biasa gara-gara terpaksa membakar rumah client mereka ketika menghadapi hantu Tipe Dua yang tidak disangka-sangka muncul di rumah tersebut. Sesaat sesudah terjadi kebakaran itu, ketika mereka semua masih terjebak di dalam rumah sebelum akhirnya bisa melarikan diri, sebuah liontin emas kecil tanpa pikir diambil oleh Lucy dari leher kerangka mayat dalam dinding. Liontin tsb tanpa diduga selanjutnya akan membawa Lucy dan teman-temannya dalam petualangan maut yang nyaris merenggut nyawa. Liontin itu sendiri ternyata merupakan Sumber bagi si Pengunjung yang tubuh matinya tertanam di dinding rumah itu.

Kesempatan untuk keluar dari lubang jarum datang tanpa disangka-sangka, ketika seorang taipan kaya raya, yang juga pengusaha alat-alat pemburu hantu, kemudian meminta Lockwood & Co membersihkan rumahnya, yang merupakan rumah paling berhantu di Inggris, dengan sejarah yang berdarah-darah dari para pemiliknya. Lockwood sang pemimpin agensi yang cerdik dan karimastik, tidak mempedulikan pendapat dua rekannya, langsung menerima tawaran tersebut. Sesudahnya baru dia melakukan riset, yang hasilnya disimpan untuk dirinya sendiri sampai saatnya tiba nanti dia harus mengemukakaannya.

Bermalam di rumah tersebut membuat mereka harus menghadapi Pengunjung-Pengunjung ganas yang tanpa ampun. Mereka dengan ajaib bisa selamat dari teror di Red Room (Kamar Merah ), lalu terlempar ke ruang rahasia di bawah tanah rumah yang aslinya dahulu adalah biara pemuja setan, di mana Screaming Staircase (undakan menjerit) berada.

Selamat dari para Pengunjung ganas itu, bukan jaminan bagi mereka untuk bisa keluar hidup-hidup. Rupanya ada misteri lain sehubungan dengan liontin yang diambil Lucy, dan ini ternyata sama membahayakannya dengan keganasan Pengunjung.

Buku ini diterjemahkan dengan baik sekali, dan cerita serasa mengalir dengan enaknya, khas penuturan dari seorang Stroud pada edisi bahasa aslinya, ketika menikmati tiga buku dalam The Bartimeaus Trilogy.

Sumber : Lockwood & Co : The Screaming Staircase (Undakan Menjerit)  oleh Jonathan Stroud, Edisi Bahasa Indonesia, Terbitan Gramedia 2014

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun