Pertumbuhan ekonomi Maluku Utara tidak berkualitas
pertumbuhan ekonomi Maluku Utara ditopang oleh tingginya akselerasi pertumbuhan dari sektor pertambangan dan industri pengolahan sejalan dengan tingginya realisasi produksi oleh nikel dan dihilirisasi pertambang, dapat kita lihat bahwa yang menjadi penopang pertumbuhan ekonomi Maluku Utara yaitu pada sektor pertambangan.
Artinya pertumbuhan ekonomi Maluku Utara sangat bergantung pada sektor pertambangan dan penggalian, jika sektor pertambangan dihilangkan maka pertumbuhan ekonomi Maluku Utara tidak sampai 5%, selain itu pertumbuhan Ekonomi yang tinggi, mala tidak berdampak pada Kualitas sumber daya manusia di Provinsi Maluku Utara.
badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Maluku Utara (Malut) mencatat jumlah penduduk miskin di Maluku Utara mencapai 82,13 ribu orang per September 2022.
Angka ini tercatat mengalami kenaikan 2,26 ribu orang dibandingkan Maret 2022, atau jika dipersentasekan naik 6,37 persen.
Sedangkan pada tahun yang sama 2022 pertumbuhan ekonomi mengalami kenaikan angka sebesar 22,94%. Artinya pertumbuhan ekonomi tidak memberikan dampak yang baik bagi kemiskinan.
Di tahun 2022 jumlah kemiskinan di Halmahera Tengah meningkat 507555,00 padahal kita ketahui bahwa Halmahera Tengah adalah daerah pertambangan yang di mana menjadi sektor peyumbang pertumbuhan ekonomi Maluku Utara terbesar di sektor Pertambangan, seharusnya pertumbuhan ekonomi memberikan efek pada kesejahteraan masyarakat.
Selain kemiskinan, kita juga bisa melihat bagaimana kondisi kesehatan Maluku Utara berapa jumlah rumah sakit, berapa jumlah tenaga medisnya, apa lagi di sektor pendidikan Maluku Utara berapa jumlah tenaga pengajarnya, dari 34 provinsi Maluku Utara di urutan 3 setelah Papua, Papua Barat dengan Indeks Pembangunan Manusia terendah
Sementara berdasarkan Analisis LQ atau analisis sektor unggulan menemukan bahwa 10 kabupaten kota di Maluku Utara memiliki sektor unggulan pada sektor pertanian, perikanan dan perkebunan, selain itu juga jika dilihat pada potensi perikanan Maluku Utara sangatlah menjanjikan dan perlu di kembangkan dalam bentuk kebijakan khusus kerena, kalau di lihat pada luas wilayah perairan laut Maluku Utara yaitu seluas 106.977,32 km (76,27%).Â
Lebih besar dari pada luas daratannya yaitu seluas 33.278 km (23,73%), yang jika di lihat seharusnya sub sektor perikananlah yang menjadi perhatian pemerintah dalam proses pemanfaatannya dan pengelolaannya dapat memberikan efek pada pertumbuhan ekonomi Maluku Utara
Padahal jika dilakukan pendidikan dan pelatihan yang khusus untuk para petani dan nelayan di Maluku Utara ini dapat menciptakan efek bagus agar menciptakan sumber daya petani dan nelayan yang berkualitas, selain itu juga harus menciptakan produk lokal yang berasal dari sektor pertanian perikanan, sebab ini dapat menambah nilai ekonomi tersendiri bagi para petani dan neyalan Maluku Utara.