Istilah Mitologi dapat diartikan sebagai kajian tentang mitos atau kejadian yang terjadi pada masa lampau yang berkaitan dengan legenda atau cerita rakyat. Melalui mitologi kita dapat melacak jejak peradaban manusia semenjak mereka hidup terpisah dengan alam sampai mereka hidup berdampingan dengan alam. Daya tarik mitos-mitos dapat mengajak kita kembali ke masa lampau, saat dunia masih muda dan manusia masih memiliki hubungan dengan alam: pohon, air, bukit-bukit dan batu-batuan yang terdapat mistis di dalamnya. Semua itu terlihat berbeda di zaman sekarang ini, sebab kita sulit memahami antara fakta dan tahayul dalam kisah-kisah tersebut.
Indonesia atau dulunya di kenal dengan Nusantara, mempunyai kekayaan alam yang berlimpah yang terkandung di dalam bumi, maupun di atas permukaan bumi, dengan jumlah pulau sebanyak: 17.504 pulau, suku bangsa sebanyak: 1.340 dan jumlah bahasa sebanyak 546. Ini membuat indonesia di kenal di berbagai dunia. Dan setiap daerah yang berada di Indonesia mempunyai mitosnya masing-masing dengan berbagai cerita yang menarik dan kadang di anggap nyata walau belum tentu kebenarannya atau kejadian tersebut belum benar-benar terjadi. saya tidak menceritakan mitos-mitos yang mungkin semua orang sudah mendengarnya atau membacanya tapi, yang ingin saya ungkapkan adalah cerita mitos-mitos atau cerita rakyat yang berada di daerah asal saya, yang mungkin kebanyakan orang belum mengenal atau mengetahui akan hal tersebut.
Mitologi Ake Lamo
Cerita ini berangkat dari sebuah kisah masa lampau yang terjadi di sebuah desa di Kabupaten Halmahera Selatan, yang bertepatan di Kecamatan Kasiruta Barat, Desa Bisori, dengan berkembangnya zaman, desa ini kemudian berganti nama menjadi Desa Bisori. Dulunya desa ini bernama "Desa Ake Lamo" yang artinya dalam bahasa Indonesia "Desa Air Besar". Pada zaman dahulu penduduk setempat tidak pernah menetap di suatu wilayah. Mereka cenderung berpindah-pindah tempat. Ada seseorang yang bernama Cahya. Ia memiliki dua jenis pekerjaan yaitu petani dan nelayan. Saat itu ia pergi memancing ikan di suatu tempat yang terbilang jauh dari daerah asalnya. Selesai memancing ia kemudian merasa lapar dan haus karena persediaan bekalnya sudah habis. Dia melihat ada sebuah pulau yang cukup luas dan terdapat pohon kelapa. Demi menghilangkan rasa hausnya, ia kemudian mendekati pulau itu, dan ternyata tidak berpenghuni.
Sampai di pulau itu, ia pun penasaran, kemudian ia turun dan menjelajahi pulau itu. Saat berjalan saratus meter ia melihat ada sebuah sungai dan mata air yang sangat besar. Sungai sebesar itu tidak ada batasnya. Tanah yang berada pulau itu juga sangat subur jika di tanami berbagai tanaman. Saat itu juga ia kembali ke daerah asalnya. lalu ia bercerita kepada masyarakat apa yang ia temukan di pulau misterius itu. Ketika masyarakat setempat sangat senang mendengar apa yang di ceritakan oleh Cahya, mereka segera bersiap-siap untuk pindah ke pulau itu.
Sesampainya di palau, masyarakat mulai melakukan aktifitas seperti biasa yang mereka lakukan sebelumnya. Bertani dan ke laut untuk memancing ikan. Setiap hari hasil yang meraka dapatkan sangat banyak, ternyata pulau tersebut memiliki berbagai kekayaan alam yang berlimpah. Saat itu juga masyarakat memilih seseorang untuk menjadi ketua atau kepala suku, biasa juga sering di sebut pak Imam di daerah itu. Kerena Cahya adalah orang yang mempunyai kontribusi yang sangat besar dan ia juga yang menemukan pulau itu. Ia yang dipilih sebagai kepala suku. Saat Cahya diangkat menjadi seorang imam. Ia kemudian berpikir bahwa ternyata pulau itu belum mempunyai nama. aka a kemudian memberi nama pulau itu dengan nama "Desa Ake Lamo" itu dalam bahasa Ternate dalam artian bahasa Indonesia "Desa Air Besar" sesuai apa yang dia temukan sebelumnya yaitu air yang begitu besar dan tidak mempunyai ujung atau batas.
Ake Mari Ijo
Pada zaman penjajahan banyak sekali masyarakat yang diculik dan dia untuk menjadi pekerja paksa bagi pemerintah kolonial saat itu. Para tentara selalu pergi ke desa-desa untuk mengambil pemuda dan orang-orang tua yang kondisinya masih bisa untuk bekerja. Di desa Ake Lamo menyimpan berbagai misteri di dalamnya. Air yang dulu di temukan oleh Cahya ternyata memiliki hal mistis di dalamnya. Kata penduduk setempat bahwa di dalam hutan yang jauh di sana ada sebuah sungai yang besar dan airnya terlihat jernih dan sangat indah untuk dipandang. Di balik air yang jernih dan indah itu terdapat seekor ular raksasa yang ukurannya mencapai seratus meter lebih dan lebarnya mencapai enam puluh meter. Ular yang besar itu ternyata berada di atas permukaan air dan ular tersebut melingkari sebuah batu mulia yang berwarna ijo (hijau).
Mendengar cerita itu penduduk setempat mulai panik dan tidak mengizinkan anak-anak mereka untuk pergi ke hutan, sebab terdapat bahaya yang mengacam nyawa anak-anak mereka. Menurut penduduk setempat bahwa ular itu adalah penunggu atau penjaga batu mulia dan sungai tersebut agar tidak dirusaki atau diambil oleh masyarakat setempat. Ketika para tentara kolonial sampai di desa Ake Lamo kemudian mereka medengar cerita-cerita dari masyarakat setempat tentang sungai dan batu mulia yang dilingkari oleh seekor ular raksasa, pada saat itu juga para tentara menyuruh masyarakat untuk mengantar mereka ke tempat berbahaya tersebut.
Kemudian satu persatu wajah masyarakat terlihat panik. Mereka sempat menolak perintah yang di berikan oleh tentara colonial. Saat itu juga tentara kolonial terlihat marah dan mengangkat senjata dan di perhadapkan ke wajah masyarakat. Masyarakat menjadi takut dan panik akan ditembak oleh para tentara colonial. Akhirnya ada seorang masyarakat yang mau mengantar mereka ke tempat berbahaya itu. Tibanya di tempat itu, para tentara kolonial diperhadapkan dengan seekor ular raksasa yang di ceritakan masyarakat. Ternyata benar-benar ada. Akhirnya karena kerakusan dan keserakahan yang ada dalam benak tentara tersebut, mereka mulai mengatur strategi untuk membunuh ular raksasa itu.
Mereka mulai menyiapkan alat perang mereka, kemudian menembaki ular raksasa. Kerena ular raksasa yang tubuhnya yang begitu besar dan tidak bisa bergerak akhirnya tewas terbunuh oleh senjata mariam dari tentara colonial. mereka senang dan bahagia kerena bisa membunuh ular raksasa itu. Mereka tidak sadar bahwa tiba-tiba ular itu jatuh ke dalam sungai dengan batu mulia itu. Akhirnya sungai itu berwarna hijau dan masyarakat setempat menyebut sungai dengan nama "Ake Mari Ijo" atau dalam bahasa indonesianya yaitu air berwarna hijau.
Semoga dari beberapa kisah di atas kita dapat mengambil hikmahnya, dan menjadi pelajaran buat kita semua. Sekian dan selamat membaca.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H