Mohon tunggu...
Ira Uly Wijaya
Ira Uly Wijaya Mohon Tunggu... Guru - Penulis

You not alone, Allah be with you

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Di Batas Jeneponto

15 Juli 2022   15:46 Diperbarui: 15 Juli 2022   15:56 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Badannya yang tinggi dengan langkah kaki yang besar membuatnya cepat sampai menuruni tangga. Ia meninggalkan kedua temannya begitu saja. Tanpa pikir panjang, ia melajukan mobilnya menuju arah rumahku. Sesampai di rumahku, Joon Woo berdiri agak lama di depan jendelaku. Ia mengatur irama napasnya yang masih terengah-engah. Rambutnya yang kering itu sekarang tampak basah akibat cucuran keringatnya. 

Beberapa menit kemudian Hyura menghampirinya. Mereka berdua masuk ke rumah. Ibu menyambut Joon Woo dengan hati berbunga. Joon woo makin terenyuh. Matanya masih memandang kearah kamarku yang berada di lantai dua. Aku yang baru saja selesai berias membuatku masih bertanya-tanya mengenai riasan dan penampilanku yang begitu anggun. Aku masih seperti berada dalam sebuah ilusi. Ku tatap dari kejauhan ibuku yang masih tersenyum-senyum melihat dan menantikan aku yang sedang menuruni tangga.

"Hyura coba lihat Byeol sangat cantik," ucap ibu menatapku dengan semangat.

Aku tersipu malu menatap Joon Woo yang tak berkedip melihatku. Pikirku mulai melayang. Bagiku ini pertama kalinya ada seorang laki-laki yang menatapku seperti ini. Awalnya sih aku hanya seorang perempuan sederhana dengan kaca mata bulat seperti pantat botol. Tapi sekarang aku seperti seorang Cinderella. Betapa indah pagi ini yang menyinariku yang kian terbang ke angkasa. Jantungku berdegup kencang dengan situasi sekarang.

"Nak Joon Woo bagaimana? Apakah kalian bisa berangkat sekarang?"

Joon woo masih terpaku menatapku. Aku bahkan sulit untuk berbicara padanya. Ia menatapku sangat lama. Hyura saja terus cengar-cengir menatap Joon Woo yang kelihatan mematung. Ibuku tak sanggup membuyarkan lamunan Joon Woo. Pada akhirnya Joon Woo tersadar ketika aku tak sengaja menginjak kakinya. 

"Aduh kok sakit banget sih," gumam Joon Woo menatap kakiku yang berada di atas kakinya.

"Ayo kita berangkat sekarang," ucap Hyura menggandeng tanganku.

"Ini kita mau kemana? Kenapa aku harus berpenampilan seperti ini sih?" Ucapku berontak ketika Hyura membawaku pergi.

Ibuku hanya tersenyum menatapku yang agak rewel. Sedangkan Joon woo berjalan di belakangku. Aku makin resah juga dengan semua yang terjadi. Di halaman rumah tampak olehku mobil Galin. Malik turun dari mobil Galin. Dia menghampiri Joon Woo tanpa menatapku.

"Ini ada apa sih? Apa yang mereka sembunyikan dariku? Katanya mau ke Sulawesi. Tapi kok ini malah seperti mau berpesta aja," gumamku seraya masuk ke mobil milik Hyura.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun