Setelah penyemaian, kami melanjutkan dengan mencangkul dan membuat bedengan pertama. Kami memastikan tanah siap menerima bibit selada dengan memberikan pupuk kandang satu minggu sebelum tanam dan menghaluskan struktur tanah sebelum memasang mulsa untuk menjaga kelembaban.
Dengan pola tanam yang teratur, kami menanam selada dengan jarak tanam 25×25 cm dan sorghum sebagai tanaman tumpangsari dengan jarak 50×30 cm. Setelah menanam pada bedengan pertama, langkah selanjutnya adalah membuat bedengan kedua dengan proses yang serupa. Kami juga menanam tanaman tepi yaitu serai dengan jarak 100 cm dari bedengan.
**4. Perawatan Tanaman**
Selama proses budidaya, kami rutin melakukan irigasi sesuai kebutuhan tanaman, terutama setelah penanaman agar tanaman tidak mengalami stres hidrik. Kami juga aktif dalam mencangkul bagian siring pembatas antar bedengan untuk mengurangi gulma, memberikan pupuk NPK 16:16:16 pada bedengan kedua dua minggu setelah tanam, dan melakukan penyulaman untuk memastikan pertumbuhan selada merata di setiap bedengan. Selain itu, kami melakukan pembubunan pada tanaman selada yang terlihat batang akarnya untuk mendukung pertumbuhannya dan mencegah kelayuan.
**5. Penggunaan Sistem Hidroponik dan Media Lahan**
Kami mempraktikkan dua metode penanaman yang berbeda: menggunakan media lahan di luar ruangan dan sistem hidroponik di greenhouse. Kami menemukan bahwa pertumbuhan selada lebih cepat di lahan dibandingkan dengan metode hidroponik, meskipun keduanya menunjukkan hasil yang memuaskan.