Dimensi Tasawuf Ibadah Kurban
Pandangan ulama tasawuf tentang ibadah kurban sangat menarik untuk dikaji. Mereka memandang ibadah kurban tidak hanya sebagai ritual belaka, namun memiliki makna yang lebih dalam bagi kehidupan spiritual seorang Muslim. Menurut mereka, kurban bukan sekadar menyembelih hewan, melainkan simbol penyerahan diri secara total kepada Allah SWT.Â
Melalui kurban, seorang Muslim diharapkan dapat mengorbankan ego, nafsu, dan segala keinginan pribadinya demi memperoleh ridha Tuhan. Selain itu, kurban juga dipandang sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama, di mana daging kurban dapat dibagikan kepada mereka yang membutuhkan.Â
Dengan demikian, ibadah kurban tidak hanya memiliki dimensi vertikal (hablum minallah), tetapi juga horizontal (hablum minannas). Para ulama tasawuf menekankan bahwa kurban yang paling utama adalah kurban jiwa, yakni mengendalikan hawa nafsu dan senantiasa berupaya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dalam pandangan mereka, kurban fisik hanyalah manifestasi lahiriah dari kurban spiritual yang jauh lebih agung maknanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H