Pendidikan inklusif adalah pendekatan yang menghargai keberagaman peserta didik di dalam kelas. Dalam hal ini¸ guru harus bisa menciptakan suasana belajar inklusif yang berarti memahami serta memenuhi segala kebutuhan setiap peserta didik, tampa terkecuali. Menciptakan lingkungan belajar yang inklusif menjadi hal yang sangat penting untuk dilakukan, terutama bagi peserta didik reguler maupun inklusi yang berada pada lingkungan atau kelas yang sama. Lingkungan belajar inkusif ini tidak hanya memungkinkan peserta didik untuk melakukan kegiatan belajar yang sama, tetapi juga setiap peserta didik harus bisa menghargai, mengakui, dan merespon keberagaman yang ada
Perlu diketahui dan di pahami secara mendalam, bahwa setiap peserta didik memiliki latar belakang, minat, serta gaya belajar yang berbeda. Beberapa di antaranya mungkin memiliki kebutuhan khusus, baik dari fisik, emosional serta kemampuan akademiknya, sementara lainya mungkin memiliki kesulitan dalam beradaptasi dalam lingkungan belajarnya. Memehami semua kebutuhan tersebut, maka seorang guru dapat merencang pengalaman belajar yang efektif dan juga menarik. Dengan adanya pendidikan inklusif dan menciptakan lingkungan belajar inklusif maka hal ini akan menguntungkan semua peserta didik, baik itu reguler maupun inklusi, karena dengan adanya pembelajaran demikian maka akan membangun rasa saling menghargai, memahami serta kerjasama yang baik antara mereka. Perlu di tegaskan lagi ketika seorang guru bisa menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, maka akan membantu setiap peserta didik, mereka akan lebih merasa dihargai dan di terima pada lingkungannya sehingga mereka lebih semangat dan termotivasi, tidak takut untuk mengungkapkan pendapat serta dapat berkonstribusi penuh pada hasil akadememiknya menjadi lebih baik lagi.
Guru dan staf sekolah berperan sangat penting dalam penerapan pendidikan inklusi dan tentunya harus di lengkapi dengan pengetahuan, keterampilan, serta pemahaman dalam mendukung setiap keberhasilan peserta didik. Guru juga perlu mengadopsi pendekatan berdiferensiasi, mengetahui gaya belajar serta metode yang sesuai. Selain itu guru dapat melakukan pengamatan dan penilaian kebutuhan peserta didik secara mendalam, hal ini dilakukan guru agar bisa memahami dan mengetahui kebutuhan unik dari setiap peserta didik sehingga dapat mengetahui kekuatan serta tantangan yang di hadapi peserta didik, menjadi guru bukan lah sekedar memberikan ilmu kognitifnya saja, akan tetapi lebih dari itu salah satunya adalah mampu menciptakan budaya kelas yang positif, artinya peserta didik dapat saling melengkapi, merangkul, berkolaborasi, saling mendukung serta menghargai perbedaan yang ada. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H