Mohon tunggu...
Rayi Suthul Santang
Rayi Suthul Santang Mohon Tunggu... Administrasi - Belajar dan terus belajar

Akhlak

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Radian_01

1 April 2021   07:22 Diperbarui: 1 April 2021   07:25 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Radian
Memori, Inspirasi, dan Motivasi

Sebuah catatan kecil yang pernah tertorehkan dan menghiasi langkah kecil ini. Masih tersimpan rapi dalam memori yang senantiasa menginspirasi. Kadang catatan kecil itupun yang mampu membangkitkan hati dan memotivasi diri. Ada beberapa kata yang mampu memberikan pancaran energi positif, untuk membangkitkan hati yang terkadang lemah ini.

Radian_01
Bingung dengan apa yang harus aku tulis, rasanya terombang-ambing oleh keadaan. Bagai kapal yang tak tau arah untuk betlabuh, sekedar beristirahat atau menetap dalam waktu yang lama. Malam itu ba'da isya' pikiranku melayang jauh tinggi tak ada kepastian. Entah ini hidayah ataukah sentuhan tangan Tuhan yang tiba-tiba mengetuk hati, fikiran dan tanganku untuk menulis. satu demi satu huruf tertorehkan hingga membentuk kata, lalu kalimat dan kemudian terangkai menjadi cerita. Dalam hati aku berucap syukur.

"Alhamdulillah ya Rabb, masih Engkau berikan kasih sayangMu untukku, dan masih Engkau berikan petunjukMu ketika hamba dalam kebimbangan".

Inilah jalannya yang telah memiliki kepastian dan ukuran. Penciptaan yang begitu Agung. Tanpanya mungkin tulisan ini hanyalah coretan yang tak memiliki makna.

Kalau boleh jujur, aku tak memiliki bakat atau kemampuan untuk merangkai kata, berpuisi atau bersajak yang indah, bahkan akupun tak bisa untuk membuat sebuah cerita tentang pengalaman hidup. Tulisan ini ku biarkan mengalir apa adanya.

Dulu aku sempat memiliki hobi menulis, kuabadikan tulisanku di halaman facebook. Bayanganku ketika  disimpan di akun facebook data tersebut akan tersimpan dan terjaga hingga nanti, namun pemikiranku salah. Kira-kira lima bulan yang lalu, facebookku tidak bisa dibuka. Hal buruk yang terjadi adalah facebookku dibajak oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Ingin rasanya marah pada sang pelaku, namun apa daya aku tak mampu. Karena hingga detik ini pun tersangka tak nampak batang hidungnya.

Facebook adalah salah satu dunia maya, dan akupun tak mampu menerka-nerka siapa pelakunya. Akhirnya akupun mencoba untuk merelakan kepergian akun facebookku.

"ya..itulah dunia, mung titipan, ora keno diuber lan ora keno digolek i".

Karena semua adalah kodrat Ilahi. Kita sebagai hambaNya hanya bisa pasrah dan berserah diri.

Mulailah aku membuka lemari dan mencari buku catatanku. Kubuka buku-buku kusam dengan berbagai cover, ada mickey mouse dengan backgroud hujau, mickey mouse dengan backgroud biru, angry birds dengan backgroud biru, winnie the pooh dengan backgroud kuning. Rata-rata buku catatanku berukuran 1015 cm, buku catatan anak-anak pada umumnya. Membuatku tersenyum sendiri, disitu masih ada catatanku ketika duduk di bangku sekolah dasar, kira-kira 14 tahun yang lalu.

Waktu itu aku adalah gadis kecil berambut pendek, bola mataku berwarna hitam kecoklatan mungkin ini adalah wasisan genetika dari ayahku. Aku dibesarkan dilingkungan pedesaan yang sangat asri dengan dikelilingi pegunungan. Aku duduk di bangku pojok di kelas 6 SD Negeri Gerbo IV.

Tinggi badanku dibawah rata-rata hingga aku dijuluki cabe rawit, karena meski kecil aku termasuk murid yang aktif, aktif jailin teman, aktif berbicara, aktif lari dan masih banyak kegiatan yang aktif aku lakukan. Mungkin kalu aku hidup di jaman Now termasuk anak yang hiperaktif. Lebih baik hiperaktif dari pada hipertensi, hehehe.

Tahun itu adalah tahun penentu lulus tidaknya aku di bangku sekolah dasar. Masih ku ingat dengan jelas guru kelasku, sebut saja P. Wasis. Beliau adalah guru yang super disiplin, tegas dan tepat waktu juga ditakuti semua murid. Mendengar suaranya saja membuat jantung ini berdegup kencang karena ketakutan. Itulah sisi beliau, beliau mampu mencetak murid-murid yang berprestasi dan memiliki pengetahuan yang luas. Gaya beliau ketika menjelaskan materi penuh dedikasi yang tinggi, mudah dipahami. Apa yang beliau ajarkan masih teringat hingga detik ini.

Di pagi yang cerah dengan terpaan sinar mentari, bel sekolah pun berbunyi. Dimulailah senam bersama dihalaman sekolah. Akupun mulai memberi aba-aba untuk merapikan barisan sebelum memulai senam.

" siap grak"
"ambil antara dua lengan grak"

Setelah kulihat kanan kiri barisan sudah rapi aku pun memberi kode pada B. Risma untuk segera memutarkan lantunan lagu "Senam PGRI".  Laptop Dell pun mulai dinyalakan, lalu B. Risma mulai merefresh dengan mengklik kanan pada kursor lalu klik refresh dan dilakukan sebanyak 3 kali, untuk menyegarkan laptop dari kepenatan agar siap digunakan. Lalu B. Risma mulai mencari lagu senam dibagian vidio, setelah ditemukan judul senam PGRI beliau melakukan double klik untuk memutar video. Tak lupa pula beliau hubungkan kabel antara laptop Dell dan speaker agar suara dari laptop dapat terdengar keseluruh penjuru lapangan.

" Ayo kawan semua,....
 Cerdaskan anak bangsa...
Mendidik semua generasi muda...
Mendidik dengan akhlak yang mulia..."

Kurang lebih 10 menit semua melakukan gerakan senam, mulai dari pemanasan sampai pendinginnan. Selesai senam, B. Wahyu memberi aba-aba
"tepuk PPK"

Semua siswa menjawab
"Relegius, nasionalis, mandiri, gotong royong, integritas, PPK jos...!"

dengan gerakan dan kekompakan seluruh siswa SDN Gerbo IV melakukan yel-yel PPK
Mulailah B. Wahyu memberi aba-aba ke dua

"Gerbo IV"
Semua siswa menjawab dengan semangat
"cerdas, semangat, ceria, yes yes yes"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun