Mohon tunggu...
iramaya rumbekwan
iramaya rumbekwan Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu Rumah Tangga

Waktu Tuhan Pasti Yang Terbaik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Amplop Biru Masa Lalu dari Papua

31 Agustus 2021   13:30 Diperbarui: 31 Agustus 2021   13:40 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

           Aku berjalan cukup jauh dari sekolah untuk menunggu angkot. Kakiku perih sekali, ditambah cuaca yang cukup panas membuat kepalaku jadi pening.  "Mika,,,kau baik-baik saja? " Kata cowok itu. Suara itu kataku dalam hati. " Tidak, aku baik" kataku menahan perih kakiku. Dia merangkulku sampai disebuah kantin yang ada diujung jalan sekolahku. Dia menyuruhku duduk. kemudian dia menelpon.  Aku tidak tahu apa yang dia bicarakan. 5 menit kemudian sebuah mobil mewah berhenti tepat depan kami. Dia menyuruh supir itu membawa motornya. Dia mengangkatku dan mendudukankan aku di kursi depan. kemudian kami  pergi dari situ. 

          Dia memberhentikan mobilnya disebuah  restoran mewah yang belum pernah aku datangi. Aku sedikit gugup dan ingin menolaknya tetapi dia  membuka pintu mobil dan mengulurkan tangannya padaku. Aku tidak bisa menolaknya. Matanya yang jernih dan damai membuat aku tidak bisa berkata apa-apa.  Dia merangkulku dan berjalan perlahan. Kemudian kami duduk dan memesan makanan. Aku sedikit panik karena tidak begitu paham makanan dan minuman direstoran ini yang  memang belum pernah aku makan. " Mika,,,Nanti aku pesankan"katanya lagi. Dia pilih makanan ala indonesia. Ada sate ayam ,sayur kangkung tumis dan ikan bakar serta sambalnya juga enak. Kami tidak banyak bercerita. Aku makan dengan lahap karena perutku memang keroncongan.  Kami pun beranjak untuk keluar dari restoran. Tiba-tiba ada seorang cewek masuk  ke restoran  lalu mendorongku. "Brukkk,,,," Aku terjatuh menabrak kursi tetapi cowok itu meraihku dengan cepat sambil memelukku." Oooohhh jadi cewek gembel ini pacar kamu?' katanya sinis kepadaku. "Rina,,,,maksudmu apa???" kata cowok itu marah. " Aku tu cinta sama kamu , kita sudah sahabat lama  sejak kita kecil,tetapi kamu selalu menolakku, alasannya apa? aku kurang apa?"katanya kasar menahan tangisannya. " Rina,,,, tolong  jangan ganggu aku lagi, kita hanya sahabat dan tetap jadi sahabat tak lebih"kata cowok  itu memelukku.. Dan membawaku naik ke mobil "Arya,,,, kamu brengsek" kata Rina kesal. Aku kaget mendengar cewek itu menyebut nama cowok disampingku. Jadi namanya Arya. Kami pergi dari restoran itu.  Dalam perjalanan pulang" Mika,,,aku minta maaf untukmu. Aku tidak tahu ini akan terjadi.  Rina selalu menggangguku. Tetapi aku mohon ijinkan aku mengantarmu untuk berobat. Aku tidak ingin kau terluka  serius karena itu akan mdengganggumu dalam latihan. Aku tahu minggu depan kau akan bertanding mewakili sekolahmu. Aku mohon Mika"katanya pelan. Kami berhenti disebuah klinik. 

          "Om, ini Mika temanku,,,"kata Arya. Dokter itu tersenyum padaku. " Om. lututnya perih akibat luka lecet" kata Arya menjelaskan. "Duduklah Mika, aku akan melihat lukamu itu" kata om Dokter.  Dokter itu memeriksaku dengan serius. Dan memberi saleb pada lututku dan juga beberapa bungkus obat untuk minum. " kamu harus istirahat 2 hari supaya lukamu bisa pulih. untung segera diobati kalau tidak lututmu akan bermasalah" kata om Dokter memberi nasehat. "Om, permisi dulu. Terima kasih om"kata Arya sambil tersenyum. 

          Arya mengantarku sampai didepan rumahku. " Maaf MIka, terima kasih untuk  kesediaanmu tadi.  Aku akan bawa surat ijinmu dari om dokter besok ke sekolah supaya kau bisa istirahat dulu dirumah. jaga dirimu, aku pulang dulu" kata Arya  setelah mengantarku sampai di pintu rumahku.

          Keesokan paginya Vani menelpon" Hallo Mika, Kamu sakit? kok tidak bilang aku?"kata Vani  ketus. "Maaf Van, lututku benar-benar perih dan cukup serius" kataku pelan. "Baiklah sahabatku, sebentar aku singgah ya ke rumahmu. daaa" kata  Vani menutup telponnya. "Mika,,,," panggil ibuku dari balik pintu kamar. "Ada yang antar sesuatu untukmu, katanya dari temanmu. namanya Arya. Ibu taruh diatas meja ya"kata ibuku lagi.  Aku keluar melihat kiriman paket  dari Arya. 3 kotak paket  yang berisi buah buahan , camilan dan  makanan. Aku baca pengirimnya. tertulis  "untuk Mika dari Arya". 

         "Mika,,,Mika,,,Mika,,,,"Vanny memanggil manggilku dibalik kamarku sambil menggendor pintuku dengan keras. 'Iya Van,,,maaf aku ketiduran" kataku membuka pintu dengan cepat. "kamu sendirian?"kata Vani menatapku. "iya Van, Ibuku pergi bekerja setiap hari. nanti malam baru dia pulang"jawabku. "Kamu sudah makan ?" kata Vani. 'Sudah Van. ibuku memasak sebelum dia pergi" jawabku. Aku memang tidak beritahu Vani bahwa Arya yang  sudah membelikanku makanan  dan mengantarku ke dokter. Sebenarnya aku begitu malu mengatakannya karena aku tahu aku hanya orang biasa. Kami bercanda dan bercerita banyak hal tidak terasa sudah sore. " Mika , aku pulang dulu, sampai besok. jaga dirimu ya. telpon aku kalau kau butuh sesuatu"kata Vani samabil memelukku. "Iya Van, jaga dirimu juga, sampai jumpa besok" jawabku tersenyum menatapnya..

          Aku duduk di teras rumah menunggu ibuku pulang.  Sebuah motor KLX  masuk halaman rumahku. Arya melepas Helmnya dan tersenyum menatapku. " Hai Mika" katanya. Dia mendekatiku dan duduk disamping ku. "Bagaimana lututmu? masih perih?" katanya lagi. " lumayan, sudah agak baikan. Besok aku mau ke sekolah. Aku bosan dirumah" kataku sambil menunduk. "Mika, jangan menunduk, angkat wajahmu. kenapa?"kata Arya. "Tidak, aku hanya ingin mdelihat ke bawah,,,"jawabku. 'Aku ingin mengajakmu jalan-jalan. supirku sudah tiba. Tolong jangan pikirkan macam-macam, aku tahu kamu butuh penjelasan tapi aku tidak ingin bicara disini"kata Arya menatapku.

          Kami duduk disebuah cafe dengan pemandangan pantai yang indah saat matahari akan terbenam. Aku sedikit kedinginan. Arya membawa jaketnya menutupi pundakku. " Mika, maaf kita sudah sejauh ini tapi kita belum berkenalan sejak insiden itu. Nama ku  Dihyan Arya Prambudi. Aku sering di panggil Arya. Aku sekolah  di SMK teknik.  Adikku satu sekolah denganmu. Hari itu adikku lupa membawa  tugasnya jadi aku buru-buru dengan motorku. Aku sungguh minta maaf seharusnya kamu tidak mengalami hal ini. Aku berusaha  untuk membicarakan hal ini tetapi Rina sahabatku sejak kecil membuat masalah lagi. Aku harap kamu memaafkan diriku. Aku juga meminta bantuan adikku. Namanya Ayunda, untuk  memberi info tentang dirimu. Aku tahu sahabatmu pasti tahu tentang diriku setelah hari itu. Dan aku tidak ingin membuatmu semakin minder ketika tahu aku siapa. Aku ingin berteman dengan dirimu seperti ini dan tak ada beban"kata Arya tersenyum menatapku. "Aku tahu kau gadis hebat di sekolahmu dan berprestasi, waktu aku tahu kamu kapten basket di sekolahmu, aku jadi merasa ikut bertanggung jawab atas lulutmu yang mengalami cedera karena perbuatanku. Aku harus berusaha kamu sembuh karena adikku sampai mengomeliku karena dia tidak mau kapten tim basket favoritenya tidak ikut bertanding" kata arya tertawa lebar. Aku tersenyum mendengar ceritanya. "Yuk sudah malam, kita pulang, nanti ibumu nyari" kata Arya.  "Aku sudah beli makanan untukmu dan ibumu, sampai jumpa besok. Aku jemput besok pagi ya? " kata Arya berpamitan. 

         Aku baru sarapan. " Mika,  ada temanmu. Ibu pergi duluan ya"Kata ibuku. "Baik bu" jawabku. Aku berjalan ke teras. "Selamat pagi Mika" kata Arya.  "selamat pagi,,,Arya, Aku takut pakai motor,,,"jawabku perlahan. " Aku pakai mobil Mika, Aku tahu tidak mungkin mengantarmu kalau kondisi kakimu masih perih" kata Arya lagi. "Jangan takut Mika, Aku tahu kamu malu diantar seperti ini jadi aku sekarang sopir adikku sekalian bareng kamu"kata Arya melihat kekuatiran di wajahku. Aku naik mobil dan duduk dibelakang. Ayunda bersebelahan dengan Arya. "Hallo kak" Sapa Ayunda sambil tersenyum. " Hallo,,," jawabku tersenyum. Ssesampai di sekolah Aku  mau turun tapi Ayunda sudah membuka pintu dan memegang tanganku. Arya menatapku lewat kaca spion. "Mika, tunggu aku kalau pulang, Ayunda akan menemanimu"Kata Arya lagi.  

          "Mika,,,,"Vani memanggilku. "Hei Ayunda, ketemu dimana kamu sama sahabatku ini.? kata Vani melirikku dan mencubitku.  " Kami ketemu di jalan kak, jadi aku ajak  bareng aku" jawab Ayunda berbohong. " baiklah, sekarang kita ke kelas Mika" Kata Vani merangkulku. Sepulang sekolah, Aku ingin menghindar dari Arya karena Aku merasa tidak pantas bicara dengan Arya. Aku tidak mau ada muncul harapan di hatiku. Aku hanya ingin bersekolah dan berharap bisa dapat beasiswa untuk kuliah nanti. Aku tidak ingin ibuku bekerja terus membiayai kehidupan kami. Aku pulang lewat pintu samping sekolah dan cepat-cepat mencari angkot menuju rumahku. Aku letih dengan perasaanku saat ini. 

          Hari berganti hari, tidak terasa sudah seminggu aku berusaha untuk menghindar dari Arya. Aku fokus pada pelajaran-pelajaran dan berlatih untuk pertandingan basket. Dan aku ingin Vani menemaniku dan mengantarku pulang.  Ketika Arya datang ke rumahku, aku tak mau menemuinya. Untungnya aku tak pernah berikan nomor hp ku kepdanya. Aku ingin melupakannya. Aku tahu dia pantas untuk gadis-gadis seperti Rina yang kaya dan memiliki segalanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun