Disclaimer : Jangan baca tulisan saya ini jika Anda tidak siap menerima fakta betapa masifnya gerakan Khilafah di masyarakat kita saat ini)
(foto pinjaam dari Akurat.co) Beberapa waktu lalu, saya hadir di acara Pemaparan hasil survey yang dilakukan oleh Setara Institute ttg "Penyebaran Gerakan Keagamaan dan Khilafah di 10 Perguruan Tinggi Negri /PTN". Pemaparan ini dilakukan oleh para ilmuwan/ akademisi yg mewakili bbrp PTN spt UGM, ITB, UI, IPB, Univ Islam Syarif Hidayatullah.
Acara pemaparan di Hotel Ibis Jakpus ini sendiri mdpt atensi publik yang sangat membludak. Sekitar 500 orang yang hadir saat itu , jauh melampaui target dari panitia. Mungkin banyak orang yg penasaran dengan perkembangan paham negara khilafah yg dalam banyak kasus merupakan bibit munculnya paham radikalisme dan aksi terorisme
Sepanjang pemaparan, saya tak henti hentinya menarik nafas dan geleng geleng kepala mengetahui betapa gerakan Tarbiyah dan penyebaran paham negara khilafah yg salah satunya dilakukan oleh jaringan HTI /Hizbut Thahrir, sedemikian masif dan terorganisir masuk ke dlm berbagai lini institutsi pendidikan, bukan saja di kampus kampus, tapi juga sudah bertingkat tingkat ke level SMA ,SMP bahkan SD melalui guru guru agama dan jg kelompok keagamaan spt Rohis.
Gerakan Tarbiyah adalah Gerakan Dakwah yang menyebar di kampus kampus, dan mulai tumbuh subur sejak era reformasi dimana atas nama kebebasan informasi orang bisa bebas menyebarkan paham apa saja.
Lalu dari mana gerakan ini masuk?
Melalui kelompok kelompok pengajian (Liqo)/ Rohis, bahkan juga telah banyak menguasai Senat dan BEM kampus kampus negeri. Dan gerakan Tarbiayah ini sendiri banyak disokong oleh PKS.
Yup mungkin banyak orang tidak mau mendengar fakta ini, tapi ini adalah kenyataan. Memang secara organisasi, HTI sudah resmi dilarang. Tapi paham HTI telah banyak "bertransformasi' ke dlm bentuk lain tmsk mjd organisasi organisasi basis kegamaan di kampus kampus.
Fyi Gerakan Tarbiyah dan Hizbut Tahrir ini sendiri selain menyebarkan faham negara khilafah, juga punya semangat utk memurnikan ajaran Islam, tapi dengan versi mereka sendiri yang malah melebarkan ekslusivitas atas nama agama.
Contohnya adalah ajaran melarang/ membatasi bergaul dengan mahasiswa/i non muslim, melarang utk memilih ketua / pemimpin non muslim utk ketua BEM/ Senat, dll.