Kenalkan, dua teman baru saya di Waisak Trip Borobudur, Mbah Paliyah dan Mbah Rukah adik kakak yang usianya hampir 80 tahun asal Jepara.
Keduanya adalah penganut agama Budha turun temurun sejak nenek moyang. Setiap perayaan Waisak , kedua Mbah ini yang tinggal di kaki gunung di Jepara, bersama ratusan anggota keluarganya 'turun gunung' untuk mengikuti perayaan Waisak di Borobudur.
Saya bertemu dan mengobrol dengan kedua mbah ini saat mengikuti prosesi arak arakan dari Candi Mendut ke Borobudur berjalan kaki sejauh 4 km tapi tanpa terlihat capek sama sekali. "Saya udah biasa tiap hari jalan jauh naik turun gunung, sambil gendong berkilo kilo ubi singkong , " kata Mbah Rukah......
Mbah Paliyah dan Mbah Rukah ini adalah contoh orang Jawa yang masih mempertahankan tradisi nenek moyang. Agama Budha di Jawa Tengah memiliki paling banyak pengikut di kota kota seperti Jepara, Wonosobo dan Temanggung, yang bertahan sejak seribu tahun lebih keberadaannya di nusantara.
Tanggal 19 Mei kemarin, umat Budha di seluruh dunia akan merayakan Hari Waisak. Dan perayaan Waisak di Borobudur adalah perayaan Waisak terbesar di dunia, dan banyak dihadiri oleh pelancong asing dari berbagai penjuru ...Selamat Hari Waisak untuk saudara saudariku yg merayakan, semoga semua makhluk berbahagia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H