Mohon tunggu...
Ira Lathief
Ira Lathief Mohon Tunggu... Penulis - A Friend for Everybody, A Story Teller by Heart

Blogger、Author of 17 books、Creativepreneur, Founder @wisatakreatifjakarta @festivalkebhinekaan Personal Blog :www.iralennon.blogspot.com. IG @creative_traveler

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Memaknai Arti Persahabatan dari Gus Dur, Sang Guru Kehidupan

24 Januari 2019   11:08 Diperbarui: 31 Desember 2019   22:47 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

                                                                                     Patung Gusdur, Sang Humoris, di kediaman almarhum di Jagakarsa

                                                                                                                                  

Bagaimana kita selama ini  memaknai  arti persahabatan? Beberapa waktu lalu saya menghadiri sebuah diskusi menggugah tentang pemikiran Gus Dur dengan pembicara Pak Tony Doludea , peneliti dari Abdurrahman Wahid Institute Univ. Indonesia (saya baru tahu di UI ada Pusat Studi Gus Dur). Topik diskusi tersebut adalah  Gus Dur & Politik Persahabatan

Diskusi tersebut sangat menggugah, membahas bagaimana seorang Gus Dur menjalankan "Politik persahabatan" sepanjang hidupnya, hal yang sangat jarang ditemui saat ini, termasuk di kalangan tokoh publik yang seharusnya menjadi teladan bagi masyarakat.   

Gus Dur selalu berusaha menjadi sahabat bagi siapa saja, bahkan bagi mereka yang bersebrangan atau berbeda akidah. Karena itulah, Gus Dur sering mendatangi berbagai rumah ibadah untuk merangkul berbagai pemuka agama. Gus Dur juga selalu hadir membela kalangan minoritas dan individu yang mengalami diskriminasi. 

Saat jemaah Ahmadiyah diusir dari kampung halamannya , Gus Dur hadir membela mereka. Saat umat Gereja Yasmin di usir dari Gereja mereka, Gus Dur hadir mendukung mereka. Saat golongan keturunan Tionghoa yang selama zaman Orde Baru banyak mendapat diskriminasi, Gus Dur pun hadir membela mereka.  Bahkan menghadiahi golongan keturunan Tionghoa dengan mencabut UU yamg mendiskriminasi mereka dan membolehkan perayaan Imlek dilakukan secara terbuka.

Gus Dur juga tidak segan membela diskriminasi yang dialami individu. Saat Inul Daratista, Dorce Gamalama dipersekusi oleh sekelompok orang yang tidak suka dengan  kehadiran mereka, Gus Dur hadir berani pasang badan untuk mereka , dimana kebanyakan orang memilih untuk balik badan atau memililh tak peduli sama sekali.

Gus Dur tahu, orang orang yang dibelanya bukannya tidak punya cela sedikitpun. Tapi adakah manusia yang tanpa cela?

Bagi Gus Dur, setiap manusia punya sisi baik. Karena itulah Gus Dur selalu berusaha menjadi sahabat bagi semua golongan , yang membantu melihat sisi sisi baik setiap orang atas dasar kemanusiaan dan juga berusaha HADIR untuk mereka saat dibutuhkan. Gus Dur hadir untuk memanusiakan setiap orang.

Bahkan dengan orang orang yang bersebrangan dengannya, Gus Dur juga selalu berusaha melihat sisi baik dari mereka. Bahkan saat Gus Dur dipaksa turun dari kursi Presiden secara inskonstitutional yang dimotori oleh Amien Rais, Gus Dur pun legowo memilih mundur, karena menurutnya " Tak ada jabatan apapun di dunia ini yang perlu dipertahankan dengan pertumpahan darah".

Saat itu, bahkan banyak "teman teman dekat" Gus Dur berbalik badan dan berkhianat meninggalkan Gus Dur. Hingga akhir hayatnya, Gus Dur tidak pernah menyimpan dendam kepada mereka atau mengganggap mereka sebagai musuh. Gus Dur memilih Memaafkan siapa saja yang telah berbuat zalim kepadanya.

gusdur4-5c4938dbab12ae4a036b365a-5c493f64677ffb573b170877-5e0b5491d541df269f02ac72.jpg
gusdur4-5c4938dbab12ae4a036b365a-5c493f64677ffb573b170877-5e0b5491d541df269f02ac72.jpg
                                                                                                                  Kutipan Gusdur di Wahid Institute

Gus Dur adalah teladan, bagaimana ia berusaha menjadi sahabat bagi siapa saja , sepanjang hidupnya. Ia tetap berusaha menjadi sahabat bagi orang lain, bahkan setelah ia ditinggalkan, disakiti dan dikhianati.

Gus Dur adalah teladan , bagaimana sebagai manusia ia telah mengusahakan yg terbaik menjadi seorang sahabat sejati.

Menjadi sahabat sejati ternyata membutuhkan syarat mutlak, yaitu KASIH yang tanpa syarat. Pelajaran penting tentang persahabatan yang dicontohkan Gus Dur menurut Pak Tony Doludea sangat menggugah, yaitu:

"Untuk menjadi seorang sahabat sejati, kita perlu memberi yang terbaik untuk orang lain, senantiasa HADIR utuh dan memberi dukungan saat dibutuhkan. Tapi Kita juga tidak perlu memaksa atau berharap balasan orang lain menjadi sahabat sejati bagi kita. Mungkin saja kita akan ditinggalkan, dijauhi atau dikhianati oleh sahabat kita sendiri.

Namun begitu, tetaplah berusaha menjadi sahabat sejati. Selalu berikan yg terbaik dan lihat kebaikan setiap orang . Teruslah berikan KASIH tanpa syarat kepada siapa saja. Pada akhirnya kita pun akan menemukan sahabat sejati."

Di tengah kondisi perpolitikan negri ini yang kerap memanas, dimana satu golongan menganggap golongan yang bersebrangan sebagai musuh dan saling menjatuhkan, "politik persahabatan" yang dicontohkan Gus Dur semasa hidupnya sungguh suatu teladan yang begitu luar biasa.

Selama ini mungkin kita memaknai persahabatan, sebagai suatu interaksi yang harus memberi manfaat dan keuntungan bagi kita sendiri . Tapi itu adalah azas manfaat, dan bukan arti sejati dari sebuah persahabatan. Hakikat Menjadi sahabat sejati bukan tentang apa yang bisa kita dapatkan , tapi apa yang kita berikan untuk orang lain.

Menjadi Sahabat sejati berarti bersedia memberikan yang terbaik, bersedia HADIR (present) utuh dan penuh untuk orang lain, mengHADIRkan diri sebagai hadiah (present/gift ) bagi orang lain. Mungkin karena itulah, dalam bahasa inggris, kata Hadir dan HADIAH sama sama bermakna "Present"

Tepat hari ini (30 Desember)sudah satu dekade Sang Guru Bangsa berpulang. Setiap tahun, hari kematiannya pun diperingati oleh jutaan orang, bukti bahwa Gus Dur adalah Sahabat sejati bagi banyak orang semasa hidupnya, KeHADIRan Gus Dur adalah Hadiah bagi semesta, karena itu ia terus hidup di hati banyak orang jauh setelah ia tiada.

Abdurrahman Wahid Center di Universitas Indonesia sendiri, menurut Pak Tony dibangun untuk melestarikan pemikiran Gus Dur tentang Kemanusiaan yang telah diakui dunia. Sebagai salah satu peneliti disana, Pak Tony yamg  seorang nasrani, mengakui pemikiran Gus Dur tentang kemanusiaan, persahabatan dan Kasih tanpa sekat sekat, adalah suatu pemikiran yamg Ilahiah.

Gus Dur bukan saja telah pernah hadir sebagai sahabat bagi banyak warga Indonesia, tapi juga bagi warga dunia. Untuk mengawali tahun baru yang penuh harapan,   pemikiran Gus Dur tentang memaknai arti persahabatan dan memanusiakan manusia ini layak menjadi refleksi bagi kita semua, termasuk bagi saya sendiri :

"Apakah keHADIRan saya selama ini telah menjadi HADIAH dan memberi dampak positif bagi orang  orang lain? sudahkah saya bersungguh sungguh  berusaha menjadi sahabat sejati bagi orang orang di sekitar kita yang mau HADIR  dan menjadi HADIAH  untuk mereka di saat seisi dunia berpaling?"

49033911-10215510014756660-3095153269735948288-n-5e0b5594d541df30ec688864.jpg
49033911-10215510014756660-3095153269735948288-n-5e0b5594d541df30ec688864.jpg
                                                  Bersama Pak Tony Doludea, peneliti dari Abdurrahman Wahid Institute, Universitas Indonesia

                                                                                                                      

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun