Masih ingatkah Anda Dongeng masa kecil, tentang Kelinci yg ada di Bulan? Ternyata kisah dongeng itu pun ada terpatri dalam Relief Borobudur. Saya juga baru mengetahui hal ini ketika mengikuti Tur "Membaca Relief" dalam rangkaian Borobudur Writers Festival yang dipandu pak Salim Lee seorang ahli serat serat Borobudur. Kisah "Kelinci di Bulan" ini ada pada tiga panel di lantai ke 2 Candi Borobudur.
Alkisah di suatu hutan, para satwa disana selalu hidup damai bahagia. Konon kebahagiaan di Hutan tersebut disebabkan para satwa disana selalu memberi dan tolong menolong satu sama lain. Tidak ada satupun makhluk disana yang egois dimana hanya memikirkan diri sendiri. Kabar tentang para Satwa di Hutan yang Bahagia ini pun sampai ke telinga para Dewa di Kerajaan Langit.
Akhirnya salah seorang Dewa memutuskan turun untuk menguji para makhluk di hutan tersebut. Maka menyamarlah sang Dewa menjadi musafir dan masuk ke dalam hutan . Disana ia bertemu dengan 4 orang satwa yaitu Monyet , Kambing, Berang Berang dan Kelinci dan memohon diberikan makanan oleh mereka. Kedatangan seorang manusia untuk pertama kalinya di hutan tersebut, membuat para satwa berbondong bondong memberi hadiah kepada sang musafir yang kelaparan.
Si Monyet datang memberi hadiah setandan pisang. Berang Berang datang membawa ikan. Kambing datang membawa susu. Ketika Kelinci datang, ia hanya membawa kayu bakar. "Aku tak bisa memberimu apa apa, tapi bakar saja kayu ini" , kata si Kelinci. Namun begitu api dibakar, tidak disangka sangka di Kelinci menjatuhkan dirinya ke dalam kobaran api.
Ternyata si Kelinci mempersembahkan daging tubuhnya untuk sang musafir. Atas aksi pengorbanan si Kelinci ini, maka sang Dewa mengangkat si Kelinci naik ke atas bulan berdekatan dengan Kerajaan Langit tempat para Dewa Dewi. Karena itulah kita bisa melihat ada sosok siluet Kelinci saat bulan pernama.
”Moral of the Story' dari kisah dongeng ini seperti yang disampaikan oleh Pak Salim Lee adalah: Dalam hidup ini, kita harus senantiasa memberi dan menolong sebanyak mungkin orang. Supaya bahagia, seringlah memberi dan membantu orang lain. Kebahagiaan sejati didapat dari membahagiakan orang lain. Karena itu manusia yang hidupnya tidak bahagia dan sering stress, kemungkinan karena dirinya lebih memikirkan dan berfokus kepada diri sendiri. Ia memusatkan dunia pada dirinya.
Kisah Kelinci di Bulan ini hanya sebagian kecil dari kisah kisah yang ada di relief relief Borobudur, yang kesemuanya menyiratkan nilai dan pesan tentang kebajikan. Kisah kisah pada relief terus diceritakan turun temurun sehingga sebagian menjadi Legenda dan Dongeng. Sungguh jeniusnya para leluhur kita dalam membuat "Story Telling" dengan cara menakjubkan, seperti mematri kisah pada komik raksasa yang terus abadi hingga ribuan tahun lamanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H